Melansir Wall Street Journal, Sindalah menjadi simbol untuk menghidupkan kawasan Laut Merah agar ‘menarik’ para kapal pesiar dan orang berpengaruh di dunia. Selain itu, alkohol dikatakan menjadi kunci bagi mereka untuk memperbaiki kualitas hidup di Neom.
Meski demikian, perwakilan Neom belum memberi konfirmasi soal ini. Hal senada juga dilakukan pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pangeran Arab Saudi Mohammed Mihammed Bin Salman (MBS) telah melonggarkan undang-undang moralitas yang ketat agar lebih banyak wisatawan internasional yang dating.
Kebijakan tersebut diantaranya mengizinkan lawan jenis untuk bergaul dengan bebas, mengizinkan perempuan untuk mengemudi dan membuka kembali bioskop.
Neom hanyalah salah satu bagian dari strategi pariwisata senilai USD1 triliun yang diterapkan Arab Saudi dalam upaya menjadikan negara itu salah satu yang paling banyak dikunjungi secara global.
Menurut dokumen perencanaan sebelumnya yang dilihat The Wall Street Journal, hal itu dilakukan Pangeran MBS untuk mencegah pengeluaran Saudi bocor ke negara-negara yang lebih ramah turis dan untuk menciptakan sektor industri baru yang mendiversifikasi ekonomi dari minyak.
Seperti yang kita ketahui, Arab Saudi menjadi simbol moralitas umat Islam dan Alquran pun melarang untuk konsumsi alkohol. Hal ini menuai respon warga setempat terutama bagi mereka yang menganut agama Islam.
Editor : Lely Anggoro Putri