get app
inews
Aa Read Next : Kisah Roland Seorang Mualaf di Cikarang yang Ingin Bangun Masjid sejak 5 Tahun Silam

Begini Respons Jenderal M Jusuf Saat Namanya Ingin Diabadikan Jadi Nama Masjid 

Jum'at, 26 November 2021 | 14:16 WIB
header img
Jenderal M Jusuf mantan Menhankam dan Panglima ABRI pernah menolak ketika namanya akan diabadikan menjadi nama masjid yang kini menjadi Masjid Al Markaz Al Islami (Foto: Ist)

MAKASSAR, iNews.id -  Jenderal M Jusuf mantan Menhankam dan Panglima ABRI pernah menolak ketika namanya akan diabadikan menjadi nama masjid yang kini menjadi Masjid Al Markaz Al Islami

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyampaikan hal itu beberapa waktu lalu.  Kalla menceritakan saat itu  M Jusuf  mengatakan meminta kepada pengurus agar tidak menggunakan namanya untuk masjid, kecuali jika 'waktunya sudah tepat'. 

Para pengurus menafsirkan bahwa M Jusuf tidak menolak, namun penyematan nama tersebut dilakukan setelah beliau tiada. 

Jenderal TNI M Jusuf (Foto: Ist)

Akhirnya disepakati, untuk sementara, nama yang digunakan untuk masjid yang berdiri di bekas kampus Universitas Hasanuddin itu, Masjid Al Markaz Al Islami. 

Nama itu berarti Masjid Pusat Islam atau Masjid Islamic Center. Nama tersebut dipertahankan sampai sang pendirinya wafat. Setelah itu barulah dinamai Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf.

Masjid Al Markaz Makassar merupakan baitullah yang dibangun seorang Jenderal TNI di era Soeharto. Rumah ibadah megah ini ternyata terinsipirasi Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah. Masjid monumental tersebut berdiri kokoh sebagai pusat peradaban dan pengkajian Islam serta mencerminkan kebanggaan dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan yang agamis. 

Bangunan rumah ibadah ini dirancang oleh arsitek yang telah menggawangi pembuatan berbagai masjid besar, Ir Ahmad Nu'man. Arsitekturnya terinspirasi dua masjid besar di Tanah Arab Saudi itu. Meski begitu, bentuk masjid tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulawesi Selatan. 

Hal ini terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa masjid tertua di Sulawesi Selatan dan rumah Bugis-Makassar.

Secara keseluruhan, pondasi bangunan sangat kuat dengan 450 tiang pancang berkedalaman 21 meter. Untuk bagian atap digunakan bahan tembaga atau tegola buatan Italia. Dinding lantai satu menggunakan keramik, sedangkan lantai dua dan tiga dari batu granit. 

Dinding mihrab juga berbahan granit hitam berhiaskan ragam kaligrafi segi empat dari tembaga kekuning-kuningan. Kaligrafi ini terdiri dari beberapa ayat dan surat Al-Quran. Tulisan di mihrab di antaranya tulisan 'Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah'. Sementara itu, di atas mihrab tertulis surat Al Baqarah 144, 'Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.' 

Masjid juga memiliki menara setinggi 84 meter, dengan ukuran 3x3 meter. Tinggi menara ini hanya kurang satu meter dari menara Masjid Nabawi. Pada ketinggian 17 meter menara tersebut terdapat bak penampungan air bervolume 30 meter kubik.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut