Hal ini dapat dilihat dari seorang anak laki-laki yang berusia 10 atau 12 tahun, di mana gigi depan mereka akan dicabut, sedangkan septumnya akan ditusuk. Anak laki-laki itu akan dianggap telah mati secara simbolis pada saat ini. Setelah itu, dia dibawa ke hutan belantara oleh pria lain, disunat, dan kemudian diharapkan untuk menelan kulupnya tanpa mengunyah.
Setelah sembuh, penisnya akan dipotong memanjang di bagian bawah, terkadang sampai ke skrotum. Darah kemudian diteteskan di atas api dengan tujuan untuk memurnikannya. Sejak saat itu, dia akan buang air kecil dari bagian bawah penisnya, bukan dari uretra.
Kemudian semua laki-laki Suku Mardudjara Aborigin pergi berburu, kembali ke perkemahan dengan makanan dan berlumuran darah. Ya, anak laki-laki yang telah disunat tersebut mereka anggap telah terlahir kembali sebagai lelaki yang benar-benar telah dewasa.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar