MALANG, iNewsBekasi - Gilang Widya Pramana resmi mundur dari jabatan Presiden Arema FC sekitar 28 hari setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang. Yang mengejutkan, Pemilik usaha Juragan 99 itu mengaku cuma simbol selama menjabat presiden Arema FC.
Umumnya, presiden klub sepak bola sekaligus merupakan pemilik klub— mengacu pada kepemilikan saham sehingga memiliki kewenangan atas kebijakan-kebijakan yang dibuat klub. Tetapi, saat konferensi pers pengunduran dirinya di kantor Singo Edan, Sabtu (29/10/2022), Gilang mengaku cuma simbol.
"Begitu banyak yang ingin saya lakukan, tetapi posisi Presiden Arema FC adalah posisi kehormatan yang tidak memiliki legal standing. Posisi ini diberikan kepada saya oleh PT AABBI, pemilik Arema FC," kata Gilang, Sabtu (29/10/2022).
Pria yang juga dikenal sebagai Juragan 99 itu mengatakan, perusahaannya cuma investor kecil di Arema FC. Adapun pemilik utama Arema FC adalah PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI). Sehingga, lanjut Gilang, kekuasaanya sangat terbatas.
"Karena perusahaan saya masuk sebagai salah satu sponsor dan investor kecil. Saya tidak ada di dalam daftar eksekutif perusahaan sehingga kewenangan saya sangat terbatas," ujarnya.
Gilang menambahkan, selama menjadi presiden klub hanya bertugas meningkatkan kualitas pemain dan pelatih Arema FC. Salah satu tugasnya adalah menjamin gaji pemain terpenuhi dan dibayarkan tepat waktu.
"Yang saya lakukan selama ini adalah meningkatkan kualitas pemain dan pelatih, memberikan fasilitas terbaik supaya mereka bisa berlatih dengan nyaman, serta memastikan gaji mereka terpenuhi dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gilang diperiksa di Mapolda Jawa Timur, Kamis 27 Oktober 2022. Oleh polisi, Gilang dimintai keterangan seputar perannya sebagai Presiden Arema FC menyusul Targedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.
Artikel ini telah terbit di halaman SINDOnews dengan judul "Gilang Widya Ngaku Tidak Punya Power Selama Jadi Presiden Arema FC".
Editor : Aditya Nur Kahfi