BEKASI, iNewsBekasi.id - Bagi masyarakat Indonesia, tempe merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi. Teksturnya yang renyah saat baru matang, menjadikan tempe goreng sebagai penganan favorit masyarakat Indonesia.
Mengalahkan hidangan spaghetti aglio e olio asal Italia, tempe goreng menjadi hidangan vegan terbaik nomor 4 di dunia versi Taste Atlas, yang diunggah pada Minggu (23/4/2023) di akun Instagram @tasteatlas.
Bangga pun menyelimuti Indonesia, lantaran makanan tradisional satu ini berhasil menempati posisi keempat dalam daftar Best Traditional Vegan Dishes. Lalu bagaimana asal usul tempe? Simak penjelasan berikut.
Tempe pertama kali terdokumentasikan di Tembayat, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Dalam Serat Centhini jilid 3, dikisahkan perjalanan Mas Cebolang menuju Pajang. Ia berangkat dari Candi Prambanan dan singgah di Dusun Tembayat. Saat itu, Pangeran Bayat menjamunya makan siang. Hidangan yang disajikan antara lain brambang jae santen tempe dan asem sambel lethokan.
Dalam Serat Centhini juga tertulis jenis masakan berbahan dasar tempe lainnya, yaitu kadhele tempe srundengan. Tercatat pula, tempe dikonsumsi sebagai hidangan untuk menyambut tamu di masa kekuasaan Sultan Mataram pada tahun 1600-an. Menurut Serat Centhini, yang merupakan dokumentasi kisah dan falsafah Jawa yang ditulis dalam syair dan dipublikasikan pada tahun 1814, tempe sudah dikenal sejak 400 tahun yang lalu.
Pulau Jawa merupakan wilayah di Indonesia yang menjadi tempat persebaran tempe dan banyak mengonsumsi tempe. Kata tempe diketahui berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu tumpi. Tumpi adalah makanan yang berwarna putih, yang kemudian disebut dengan tempe. Tempe sendiri merupakan makanan fermentasi berumur 300 tahun yang terbuat dari kacang kedelai atau juga bisa dibuat dari kacang-kacangan maupun biji-bijian dengan proses fermentasi yang sama.
Fermentasi dilakukan dengan membungkus tempe menggunakan daun dan difermentasi selama 24-72 jam. Setelah melalui fermentasi, maka kacang kedelai yang dibungkus akan terikat satu sama lain dengan jamur ragi yang berwarna putih.
Selesai difermentasi, tempe dimasak dengan dipotong seperti daging. Teknologi pengolahan tempe merupakan teknologi yang turun temurun berasal dari rakyat. Umumnya tempe dikonsumsi sebagai pengganti daging yang dipadukan dengan nasi dan sayuran. Tempe mengandung sedikit lemak, sehingga mengkonsumsi tempe akan membuat perut kita terisi penuh.
Tempe akan lebih cocok untuk disajikan bersama dengan nasi, sambal, tempe orek dan sayuran. Apalagi jika masih panas, tekstur tempe goreng yang renyah sangat memuaskan lidah masyarakat Indonesia. Tetapi saat ini tak hanya di Indonesia, banyak penduduk di negara lain yang mengonsumsi tempe, salah satunya adalah Inggris.
Jonathan Agranoff, peneli tempe asal Inggris, mengatakan sajian tempe sangat mahal dan langka di Inggris. Dengan menempati posisi keempat di dunia sebagai hidangan vegan terbaik, membuktikan eksistensi tempe sudah mendunia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta