Tidak ada korban jiwa atau pun luka dari peristiwa ini, namun dua ruang kelas mengalami rusak berat.Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Imam Faturochman mengatakan, sekolah yang ambruk itu bukan dibangun dengan APBD Kabupaten Bekasi melainkan hasil CSR perusahaan yang digelar 2007.
“Empat ruang kelas merupakan tersebut merupakan pembangunan melalui CSR dari salah satu perusahaan di kawasan industri MM2100,” ucap dia.
Diakui Imam, kondisi kelas di lantai dua tidak lagi memadai sehingga tidak digunakan. Untuk itu, saat atap ambruk, kondisi sekolah aman.
“Total pembangunan empat ruang kelas tersebut dibangun sejak tahun 2007. Sejak tahun 2018 dua ruang kelas karena sudah tidak laik maka tidak digunakan,” kata dia.
Terkait masih terdapatnya sekolah rusak, Imam bakal mendorong pihak sekolah untuk turut menerapkan perawatan gedung secara maksimal. Dengan perawatan yang baik, usia gedung diyakini lebih panjang.
Editor : Eka Dian Syahputra