Pada tahun 2015, apartemen Nomor 28 di Yongxing Jie mendapat liputan berita internasional saat anomali perkotaan tersebut terekam dalam foto Terowongan Zhoutouzui yang baru diresmikan. Orang-orang lebih tertarik pada 'rumah paku' yang terisolasi di tengah jalan layang daripada terowongan yang canggih, dan keteguhan tiga penghuninya yang tersisa menjadi topik berita.
Menurut sebuah artikel tahun 2017 di That's Mags, satu-satunya penghuni yang tersisa di gedung apartemen delapan lantai tersebut adalah Guo Zhiming dan saudara laki-lakinya. Mereka menolak untuk pindah dari rumah mereka yang hanya memiliki luas 30 meter persegi, meskipun hampir tidak ada peluang untuk mendapatkan kompensasi dari pengembang setelah pembangunan jalan layang yang melingkari gedung mereka.
Pada saat itu, apartemen Guo masih memiliki pasokan air dan listrik, dan saudara-saudara tersebut dapat mencapai stasiun bus dan supermarket dengan berjalan kaki.
"Sebagian besar penduduk menerima sekitar RMB400.000 pada tahun 2011, yang pada saat itu cukup bagi mereka untuk membeli apartemen bekas. Jadi sebagian besar mengambil uang itu untuk membeli rumah lain," kata Guo kepada Southern Metropolis Daily.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta