RUDAL hipersonik mempunyai kelebihan pada hal kecepatan dibandingkan rudal supersonik. Rudal hipersonik mulai banyak dikembangkan karena secara teknis tak bisa ditangkis sistem pertahanan udara, dibandingkan rudal supersonik atau rudal subsonik.
Rudal hipersonik bisa bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lima kali lebih cepat dari kecepatan suara. Dikutip dari laman popularmechanics, secara teknis batas kecepatan rudal hipersonik sekitar 3.836 mil per jam atau 6.174 km per jam.
Rudal hipersonik mampu melesat lebih cepat dibandingkan rudal supersonik yang secara umum kecepatannya lebih dari Mach 1 tapi tidak sampai Mach 3. Angka maksimal kecepatan yang mampu dicapai rudal supersonik sekitar 2.300 mil per jam atau 3.701 km per jam. Rudal supersonik yang paling terkenal adalah BrahMos buatan India/Rusia, mampu melaju dengan kecepatan 2.100–2.300 mil per jam.
Banyak kekuatan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, India, dan China, mengembangkan rudal hipersonik. Rusia sukses mengembangkan rudal hipersonik Zircon atau 3M22 Tsirkon dan pengujiannya dilakukan pada 3 Juni 2017.
China pun sedang mengembangkan mesin rudal nuklir hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatan 6.000 mil per jam. Mesin rudal hipersonik ini diambil dari Boeing Manta X-47C, pesawat eksperimental Two-Stage Vehicle (TSV) yang digerakkan oleh dua mesin, rancangan Ming Han Tang, seorang China-Amerika yang menjabat sebagai Kepala Insinyur Hipersonik NASA pada akhir 1990-an.
AS juga mengembangkan sejumlah rudal hipersonik, salah satunya AGM-183A (Air-launched Rapid Response Weapon/ARRW). Namun, uji coba rudal hipersonik AGM-183A masih menemui kegagalan. Dikutip dari laman The Warzone,rudal hipersonik gagal terlepas dari pesawat pengebom B-52H karena kesalahan yang tidak diketahui.
Editor : Eka Dian Syahputra