BEKASI, iNewsBekasi.id- Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) menyatakan Indonesia saat ini sangat kekurangan dokter onkologi anak atau dokter spesialis kanker anak. Berdasarkan data YKAKI, jumlah dokter onkologi anak di Indonesia hanya 70 orang.
"Di Indonesia dokter onkologi anak baru 70 orangt. Rumah sakit yang bisa menangani kanker anak juga belum banyak sehingga yang di pelosok-pelosok harus dirujuk ke kota-kota besar yang ada rumah sakit yang bisa menangani kanker anak," ungkap Sekretaris YKAKI, Rini D Anggraini saat sosialisasikan pengenalan gejala dini kanker pada anak di MTs At-Taqwa 03, Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (22/2/2024).
Rini mengatakan, jumlah kasus kanker anak di Indonesia pada 2023 sekitar 11.000. Oleh sebab itu jumlah kasus kanker anak terus meningkat tiap tahunnya.
Selain itu, tingkat kesembuhan anak yang menderita kanker di Indonesia hanya 40%. Sementara, tingkat kematian kanker anak di Indonesia mencapai 43%.
"Data statistik kami, dari semua anak (penderita kanker anak) yang tinggal di rumah singgah kami dari 2006 sampai sekarang itu tingkat kematiannya 43%, karena rata-rata datangnya terlambat (telat mengetahui menderita kanker)," katanya.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua mengenali gejala dini kanker anak, seperti demam, mata kucing, dan lainnya. Hal itu, karena kanker anak tidak mengenal gender, usia, ras, dan sosio ekonomi. Sehingga jika anak mengalami gejala dini kanker, alangkah baiknya orang tua langsung mengecek sang anak ke dokter.
"Anak-anak yang terkena kanker kalau diketahui gejala dininya dan segera diobati dengan benar, kontinyu, tidak terputus itu kans sembuhnya besar di atas 90%," ucap Rini.
Editor : Wahab Firmansyah