get app
inews
Aa Text
Read Next : Tujuh Uang Kertas Emisi 2022 Resmi Diluncurkan, Berikut Nama-nama Pahlawannya

Strategi Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi: Pimpin Gerilya Rakyat Buton dari Hutan Usir VOC Belanda

Kamis, 24 Februari 2022 | 07:18 WIB
header img
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, dua periode memimpin Kesultanan Buton, yakni periode 1752-1755 dan 1760-1763. (Foto: Ist)

Meskipun Portugis dan Belanda sudah masuk ke Indonesia sejak 1600-an, dua bangsa Eropa tersebut tak pernah berani menjajah Kesultanan Buton. Bahkan penduduk tidak pernah mengalami kerja paksa. 

Sebaliknya, Buton dijadikan tempat singgah karena letaknya yang strategis. Bahkan Belanda dan Portugis menjalin hubungan baik untuk mendapatkan rempah-rempah. Bukan itu saja, mereka menilai Kesultanan Buton memiliki struktur monarki yang solid dan kekuatan pertahanan yang kokoh.

Apalagi Kesultanan Buton juga aktif memantau bajak laut yang mendekat, dan tidak segan untuk angkat senjata untuk mengusirnya. Kesultanan Buton memiliki sistem pemerintahan yang cukup ideal dengan adanya raja, perdana menteri, tentara sebagai badan pertahanan dan tentunya rakyat. 

Eksistensi Kesultanan Buton sebagai sebuah negeri tercatat dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada 1365 M. Dalam naskah kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni.

Digambarkan, Butuni merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yang dilengkapi taman, lingga dan saluran air. Rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru. Dalam surat-menyurat dengan Majapahit, kerajaan ini menyebut dirinya Butuni. 

Sedangkan orang Bugis menyebutnya Butung, dan Belanda menyebutnya Buton. Selain itu, dalam arsip Belanda, negeri ini juga dicatat dengan nama Butong (Bouthong). Kerajaan Buton semakin berkembang hingga Islam masuk ke Buton melalui Ternate pada pertengahan abad ke-16.

Selama masa pra Islam, di Buton telah berkuasa enam orang raja, dua di antaranya perempuan. Perubahan Buton menjadi kesultanan terjadi pada tahun 1542 M (948 H), bersamaan dengan pelantikan Lakilaponto sebagai Sultan Buton pertama, dengan gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut