Ikut Terimbas Macet Parah di Tanjung Priok, Sahroni: Bisa Lumpuhkan Ekonomi!

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Legislator asal Tanjung Priok Ahmad Sahroni menyayangkan kemacetan total imbas antrean truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang berlangsung sejak Rabu (16/4) malam hingga Jumat (18/4) dini hari. Sahroni menilai kejadian seperti ini dapat melumpuhkan ekonomi.
Sahroni yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad turut terkena imbas horor kemacetan Tanjung Priok ini. Pria yang tinggal di Kebon Bawang, Tanjung Priok itu menyoroti informasi adanya alat angkut kontainer yang rusak.
“Kondisi ini sangat disayangkan karena kemacetan di Priok ini sudah terlalu parah. Hal ini disebabkan banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan, ditambah juga penumpukan di terminal yang menyebabkan kemacetan di mana-mana. Saya lihat juga Polres Metro Jakarta Utara sudah berupaya maksimal untuk mengurai kemacetan, hanya saja memang benar-bener tersendat di alat berat yang rusak tadi, hingga sulit untuk lalu lintas bisa terurai,” kata Sahroni kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).
Sahroni meminta BUMN sebagai pihak pengelola pelabuhan melakukan evaluasi serta koordinasi. Mengingat kejadian seperti ini dapat melumpuhkan ekonomi.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian BUMN, karena kalau alat beratnya banyak yang rusak, maka putaran roda jalan ekspor-impor bisa lumpuh. Ekonomi juga bisa terdampak karena pelabuhan ini merupakan salah satu akses sentral barang. Yang rugi tentunya kita semua," ujarnya.
Politikus Partai Nasdem ini meminta perusahaan yang alat beratnya rusak tersebut dapat berkoordinasi segera dengan pihak terkait, guna mengatasi kemacetan parah yang terjadi.
"Karenanya saya minta perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat tadi agar berkordinasi dengan lembaga terkait untuk tidak menyebabkan kemacetan seperti ini lagi,” saran Sahroni.
Sebelumnya Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin pada Kamis (17/4) kemarin mengatakan, terdapat 4.500 truk masuk ke dalam pelabuhan, padahal normalnya hanya 3.000 truk.
Editor : Wahab Firmansyah