get app
inews
Aa Text
Read Next : Begini Cara Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Rakit Bom lewat Tutorial Internet

Uya Kuya Bongkar Praktik Kotor PPDS, Lakukan Perundungan hingga Minta Uang Ratusan Juta

Jum'at, 02 Mei 2025 | 09:33 WIB
header img
Uya Kuya membongkar praktik tidak terpuji di PPDS. Foto: Instagram

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Uya Kuya membongkar praktik tidak terpuji yang terjadi pada lingkup Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS. Dalam laporan yang diterimanya, anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan ada oknum dokter senior melakukan perundungan atau bullying hingga berani melakukan pemerasan kepada juniornya.

Kejadian ini, kata Uya Kuya, dialami oleh dokter PPDS Orthopaedi bernama Wildan Ahmad Furqon, mantan PPDS di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS) yang sampai keluar dari pendidikannya karena mengalami perundungan fisik setiap malam.

"Dia sampai harus berdiri dengan satu kaki selama tiga jam, disuruh push up, jalan jongkok, merangkak. Dia juga harus mengangkat kursi lipat yang ada mejanya selama satu jam," kata Uya Kuya saat rapat kerja bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Komplek Parlemen, Senayan, belum lama ini.

Tak hanya mengalami perundungan fisik, artis yang memilki nama asli Surya Utama ini mengatakan bahwa Wildan diperas oleh seniornya.

"Dia disuruh bayarin servis mobil senior, disuruh bayarin clubbing. Biaya entertain yang harus dikeluarkan dari seorang Wildan ini sampai Rp500 juta untuk tiga semester," ungkap Uya Kuya.

"Dia sempat pulang karena istrinya melahirkan, (tapi dia malah) dihukum selama sebulan nginep di rumah sakit, tidak boleh kemana-mana. Dan sampai di rumah sakit, didorong di toilet, ditampar, dipukul," tutur dia lagi.

Wildan sempat 'speak up' terkait apa yang dialaminya. Tapi, sampai sekarang belum ada tindakan sama sekali dari pihak rumah sakit dan kampus untuk menyelesaikan masalahnya.

Tak hanya kisah Wildan, kejadian serupa juga dialami dokter PPDS Orthopaedi Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama dokter Marcel. Dokter ini mengaku ke Uya dilempar botol, dipukul, lalu ditampar, bahkan sampai dipersekusi di dalam ruangan sempit dipukul beramai-ramai atas perintah kepala senior residen.

Salah satu pelaku pemukulan, kata Uya, adalah mantu dari rektor. "Dokter Marcel ini sampai harus keluar dari pendidikannya," ungkap Uya.

"Bayangkan di mana negara kita butuh sekali dokter spesialis, tapi mereka-mereka yang ingin sekolah, tapi harus keluar (dari PPDS-nya) setelah (mereka) mengeluarkan ratusan juta, tapi sia-sia," kata Uya.

Usulan Uya Kuya

Dengan adanya kejadian tersebut, Uya Kuya mendorong agar terbentuknya Satgas Anti-Bullying di PPDS.

"Saatnya kita mendesak pembentukan Satgas Anti-Bullying di PPDS yang tegas untuk menindak oknum-oknum yang merusak dunia pendidikan kedokteran," kata Uya Kuya.

"Jika satgas ini bisa menindak tegas, menjebloskan 5-10 oknum dokter dalam setahun yang terlibat dalam kekerasan seperti ini, kita bisa pastikan bahwa akan lebih banyak dokter yang bisa bekerja dengan profesionalisme dan empati, bukan dengan cara yang tidak manusiawi," tambahnya.

Uya cukup yakin jika para dokter PPDS menjalani masa pendidikan dengan rasa aman dan memiliki lingkungan pendidikan dan kerja yang baik, itu akan membentuk pribadi dokter spesialis yang berkualitas.

"Kami yakin, masih banyak dokter-dokter yang berkompeten dan baik hati yang ingin menjalani pendidikan tanpa dihantui kekerasan," kata Uya Kuya.

Editor : Tedy Ahmad

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut