10 Orang Terkaya Indonesia 2025, Nomor 1 Tembus Rp445 Triliun

BEKASI, iNewsBekasi.id - Orang terkaya Indonesia 2025 menarik perhatian publik dan penasaran dengan sosoknya. Berdasarkan data, Forbes baru saja merilis data orang terkaya Indonesia Juni ini.
Melansir Real-Time Billionaires, berikut data orang kaya di Indonesia berdasarkan nilai kekayaan secara dinamis.
Sebagai pemilik Bayan Resources, Low Tuck Kwong menempati posisi pertama dan 72 terkaya di dunia. Hartanya ditaksir sekitar 27,4 miliar dolar AS atau Rp445 triliun (Rp16.258).
Di bawah perusahaan Barito Pacific, Prajogo Pangestu berhasil mengumpulkan kekayaan mencapai 25,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp412 triliun.
Bersama dengan saudaranya, Michael Hartono, Robert memegang kepemilikan signifikan di BCA dan perusahaan rokok Djarum. Ia memiliki kekayaan 22,6 miliar dolar AS atau Rp367 triliun.
Saudara dari Robert ini menyusul di posisi keempat dengan total kekayaan sekitar 21,7 miliar dolar AS, atau sekitar Rp352 triliun.
Nama orang terkaya RI terbaru 2025 selanjutnya adalah pendiri Indorama Corporation. Ia merupakan pengelola bisnis petrokimia berskala global. Kekayaannya tercatat 8,5 miliar dolar AS, atau Rp138 triliun.
Dikenal sebagai tokoh utama di industri pusat data melalui DCI Indonesia, Otto Toto Sugiri kini berada di peringkat keenam. Hartanya mencapai 6,8 miliar dolar AS setara dengan Rp110 triliun.
Pengusaha tambang ini semakin mencuri perhatian publik. Melalui Amman Mineral, ia mengelola tambang emas dan tembaga yang besar di NTB. Kekayaannya sekitar 5,6 miliar dolar AS atau Rp91 triliun.
Tahir, pendiri Mayapada Group, tetap menjadi salah satu figur penting di sektor keuangan dan properti. Hartanya kini sekitar 5,5 miliar dolar AS atau Rp8,9 triliun.
Mariana Budiman mendirikan DCI Indonesia bersama Otto Toto Sugiri dan Han Amring. Kekayaannya diperkirakan mencapai 4,8 miliar dolar AS, atau sekitar Rp78 triliun.
Sebagai pemegang saham besar di Bayan Resources. Ia tercatat memiliki kekayaan sekitar 4,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp78 triliun.
Editor : Tedy Ahmad