Garuda Indonesia Bakal Terima Suntikan Dana Jumbo Rp23,9 Triliun dari Danantara!
JAKARTA, iNewsBekasi.id— PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi mengumumkan rencana private placement jumbo untuk menerima alokasi modal dari PT Danantara Asset Management (DAM). Nilai aksi korporasi tersebut mencapai 1,44 miliar dolar AS atau setara Rp23,93 triliun berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia Rp16.598 per dolar AS.
Langkah penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) ini menjadi kelanjutan dari setoran modal DAM kepada Garuda, yang sebelumnya telah memberikan shareholder loan (SHL) kepada maskapai pelat merah tersebut.
Sejak periode Juli hingga September 2025, DAM telah menyalurkan SHL senilai 405 juta dolar AS atau sekitar Rp6,65 triliun (kurs Rp16.421 per dolar AS). Dengan demikian, total alokasi dana DAM ke Garuda Indonesia, baik melalui setoran modal maupun konversi utang, mencapai 1,84 miliar dolar AS atau Rp30,65 triliun.
“Pelaksanaan PMTHMETD dilakukan oleh DAM dengan cara setoran modal tunai dan konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru,” kata manajemen GIAA dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/10/2025).
Harga pelaksanaan saham baru hasil private placement tersebut ditetapkan sebesar Rp75 per lembar saham. Rencana ini akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 12 November 2025.
Manajemen GIAA menyebut, aksi korporasi ini merupakan bagian dari program restrukturisasi lanjutan guna memperbaiki posisi keuangan perusahaan yang sempat tertekan akibat pandemi dan utang besar.
Dana hasil transaksi akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional serta memperkuat struktur permodalan Garuda Indonesia.
Rinciannya, 29 persen dialokasikan untuk modal kerja dan operasional GIAA, 37 persen untuk peningkatan modal anak usaha Citilink, 22 persen untuk ekspansi armada, dan 12 persen sisanya akan digunakan untuk membayar utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina periode 2019–2021.
“Dan 12 persen untuk pembayaran utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina periode 2019 hingga 2021,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, Garuda Indonesia masih mencatat ekuitas negatif sebesar 1,496 miliar dolar AS atau sekitar Rp24,83 triliun, dengan liabilitas 8,01 miliar dolar AS dan aset 6,51 miliar dolar AS.
Namun, setelah pelaksanaan private placement ini, posisi keuangan Garuda diproyeksikan membaik signifikan. Ekuitas perusahaan akan berbalik positif menjadi 349,9 juta dolar AS atau sekitar Rp5,81 triliun.
Selain itu, rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) GIAA turun dari 123 persen menjadi 96 persen, dan rasio lancar (current ratio) meningkat dari 0,44 kali menjadi 1,53 kali.
Langkah ini menandai babak baru bagi Garuda Indonesia setelah melewati masa restrukturisasi yang panjang. Dukungan modal dari DAM dinilai dapat memperkuat likuiditas, memperbaiki struktur keuangan, serta meningkatkan kapasitas ekspansi armada dan layanan maskapai ke depan.
Dengan rencana injeksi dana jumbo ini, Garuda Indonesia diharapkan dapat kembali memperkuat posisinya sebagai maskapai nasional unggulan yang berdaya saing global, sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tantangan industri penerbangan yang semakin kompetitif.
Editor : Wahab Firmansyah