get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Korupsi Minyak Pertamina, Anak Riza Chalid Diduga Habiskan Rp176 Miliar buat Golf di Thailand

Pemuka Agama Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Etis di Tengah Isu Korupsi

Selasa, 02 Desember 2025 | 10:12 WIB
header img
Prof Dr H Muhammad Galib M MA, Guru Besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Alauddin Makassar. Foto/Tangkapan Layar/Istimewa

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Di tengah meningkatnya kasus korupsi dan menurunnya kepercayaan publik terhadap institusi di Filipina, Indonesia, dan berbagai negara lainnya, tiga pemuka agama dari Katolik, Islam, dan Hindu berkumpul dalam sebuah forum lintas iman untuk menyerukan pentingnya kepemimpinan etis berdasarkan ajaran kitab suci.

Forum virtual ini diselenggarakan oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) Filipina bersama International Peace Youth Group (IPYG) Indonesia pada Sabtu (29/11/2025). Kegiatan dihadiri pemuka agama, pendidik, pemuda, media, dan aktivis perdamaian dari dua negara tersebut.

Acara ini menekankan bahwa kepemimpinan etis yang berlandaskan kasih sayang, keadilan, dan integritas menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan publik sekaligus memperkuat peran generasi muda sebagai pemimpin masa depan.

Integritas Tidak Bisa Ditawar

Dr. Renato Taib Oliveros, imam Katolik sekaligus pegiat perdamaian dari Jesuits Among Muslims in Asia (JAMIA), membuka diskusi dengan menjelaskan bahwa hukum moral dalam kitab suci Kristen dan Islam bersifat abadi.

Ia menegaskan bahwa berbagai ajaran kitab suci telah lama mengutuk praktik korupsi. Namun, realitas menunjukkan adanya jarak antara nilai moral tersebut dan perilaku masyarakat.

Lebih jauh, Dr. Oliveros menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda. "banyak anak muda hanya melihat diri mereka sebagaimana yang tampak di cermin,” sehingga melupakan martabat batin yang seharusnya membimbing tindakan etis," katanya.

Menurutnya, kepemimpinan etis tidak dimulai dari pembuatan undang-undang baru, melainkan dari transformasi internal, yaitu kembali pada nilai, kebajikan, dan ajaran inti kitab suci.

Perspektif Islam: Kasih Sayang dan Persatuan jadi Fondasi

Dari Sulawesi Selatan, Prof Dr H Muhammad Galib M MA, Guru Besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Alauddin Makassar, mengemukakan bahwa kepemimpinan etis hanya tumbuh dalam masyarakat yang menjunjung kasih sayang, saling mendukung, dan persatuan.

“Keberagaman harus disikapi dengan kasih sayang, agar manusia dapat berinteraksi secara dinamis dan harmonis—tanpa konflik, permusuhan, dan pertumpahan darah yang dapat timbul akibat perbedaan kepentingan,” ujarnya.

Ia kemudian mengutip Surah Al-Maidah (5:2): “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.”

Prof Galib menegaskan bahwa seluruh umat manusia harus menjaga persatuan dan bekerja sama menciptakan perdamaian lintas agama, budaya, dan bangsa karena kita adalah satu kemanusiaan.

Ajaran Hindu: Pemimpin Harus Memimpin Lewat Teladan

Pendeta sekaligus pengajar muda dari ISKCON, Kavi Karnapura Das, menyoroti pesan utama Bhagavad Gita (3.21): “Apa pun yang dilakukan seorang pemimpin besar, akan diikuti oleh orang-orang pada umumnya.”

Ia menekankan bahwa kepemimpinan etis hanya dapat tercapai jika pemimpin bersikap konsisten antara nilai dan tindakan.

“Jika Anda seorang pejabat pemerintah atau pemimpin yang korup, lalu Anda meminta orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama, itu tidak akan berhasil. Prinsip pertama kepemimpinan etis harus dimulai dengan memimpin melalui teladan,” tegasnya.

Ia juga mendorong dunia pendidikan untuk memasukkan pendidikan karakter, disiplin, dan kepemimpinan yang melayani sebagai dasar pembentukan pemimpin masa depan yang berintegritas.

Refleksi Pemuda: Etika sebagai Kompas Pemimpin Masa Depan

Sesi diskusi dilanjutkan dengan refleksi dari para pemimpin muda. Kifah Gibraltar Bey, Ketua GP PARMUSI, menilai dialog lintas agama seperti ini penting untuk memperkuat solidaritas Asia Tenggara, mengurangi konflik, dan memperdalam pemahaman antarbangsa.

Dari Filipina, Jhune Arcy dari Ilaya National High School menegaskan bahwa komunitas yang dipandu oleh iman serta ajaran Tuhan dapat menghadapi berbagai tantangan dan tetap menjaga perdamaian dan persatuan.

Matthew dari Urdaneta City University mengungkapkan, kegiatan tentang kepemimpinan etis ini bukan hanya membuka wawasan saya terhadap gagasan baru, tetapi juga mengingatkan saya untuk tetap berpijak pada hal-hal yang benar-benar penting sebagai seorang pemimpin.

HWPL Filipina dan IPYG Indonesia berkomitmen melanjutkan ruang dialog dan pembelajaran rutin antaragama untuk memberdayakan generasi muda menjadi pemimpin yang etis, penuh kasih, dan berprinsip.

Peserta juga didorong mengikuti Religious Peace Academy (RPA) untuk memperdalam pemahaman terkait perdamaian, etika, dan harmoni antaragama.

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut