Karena itu, Anthony memilih menjualnya ke sekolah lain. Dia bisa menjual 100 porsi nasi kucing sehari dengan keuntungan Rp50.000, tapi akhirnya berhenti karena diketahui sang ibu.
Tak lulus SMA, dia melanjutkan pendiidkan ke Malaysia. Di sana dia pun berjualan batik tapi juga mengalami kerugian. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan di China selama setahun.
Pulang dari China, dia nekat untuk ikut bazar menjual makanan bernama Sumo Squid menggunakan uang tabungannya. Namun, dia kembali gagal karena persiapan yang tidak matang. Kendati demikian, Anthony tak patah arang hingga akhirnya dia menjualnya di mal-mal dan berhasil untung. Saat itu, dia kuliah Senin-Kamis sambil bisnis, dan tidur hanya 3-4 jam selama 3-4 bulan.
Sayangnya, dia kelelahan dan karena memproduksi makanan di apartemennya, Anthony kena paru-paru basah. Dia pun memutuskan berhenti.
"Saya tumbang kelelahan dan enggak sehat hirup tepung jadi paru-paru basah parah. Saya hampir mati. Lalu, operasi besar biaya dengan biaya Rp100 jutaan lebih. Akhirnya putuskan stop dulu," ujarnya.
Kemudian, dia mencoba berinvestasi di bebarapa instrumen investasi, mulai dari futures (kontrak berjangka), kripto hingga menjadi suplier cumi ke supermarket. Namun semuanya gagal, dia ditipu. Bahkan, Anthony merugi hingga ratusan juta rupiah saat menjadi suplier cumi.
Dari sana, dia terinspirasi dari miliarder Indonesia yang banyak berbisnis di bidang properti. Dia pun mulai terjun ke bisnis ini.
Editor : Eka Dian Syahputra