Ini Deretan Film Indonesia yang Tak Boleh Tayang di Bioskop, Tampilkan Adegan Vulgar-Isu Sensitif

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak empat film Indonesia yang tidak boleh tayang di bioskop menarik untuk diulas. Sebab, alasannya hampir sama dengan film luar negeri yang dilarang tayang, yakni terlalu memperlihatkan adegan vulgar sampai isu-isu sensitif di negara tersebut.

Dalam hal ini, walau secara cerita menarik dan mendapat banyak penghargaan, deretan film ini tetap dilarang tayang. Hal ini pun dilakukan sebagai bentuk pencegahan, atas kemungkinan munculnya kontroversi pada penayangannya.

Baca Juga

Film Seribu Bayang Purnama, Realita Kehidupan Petani Dibungkus Cerita Menyentuh Hati

Dilanisr dari berbagai sumber via SINDOnews, berikut empat film Indonesia yang tak boleh ditayangkan di bioskop:

1. Something in the Way

Baca Juga

Ratusan Peserta Industri Film Antusias Ikut ILUNI UI Movie Award Competition 2024

Dibintangi Reza Rahadian dan Ratu Felisha, film Indonesia ini berkisah tentang kehidupan seorang pria bernama Ahmad. Dia adalah seorang sopir taksi yang terkenal rajin dan suka bekerja keras. Namun, dibalik sosoknya ini, Ahmad juga memiliki libido yang tinggi saat melihat lawan jenis.

Something in The Way ini dirilis pada tahun 2013 dan tayang di Berlin. Film ini tidak tayang di Indonesia karena cukup banyak menampilkan adegan-adegan vulgar yang pastinya memicu kontroversi.

2. Kucumbu Tubuh Indahku

Baca Juga

6 Aktor yang Kariernya Hampir Hancur usai Bintangi Film Superhero, Ada Pemeran Hulk

Film Indonesia ini dirilis pada tahun 2018. Film garapan Garin Nugroho ini berkisah tentang kehidupan Juno. Tempat tinggalnya dikenal dengan sebuah kebudayaan khas bernama Tari Lengger. Lantas, dia pun juga menguasainya.

Baca Juga

6 Film yang Bikin Aktornya Pensiun, Salah Satunya Willy Wonka and the Chocolate Factory

Dalam penayangannya, film ini sempat tayang di Indonesia pada 18 April 2019. Namun, beberapa hari setelahnya muncul berbagai petisi yang menentang ditayangkannya film tersebut.

Kucumbu Tubuh Indahku ini dianggap menampilkan unsur LGBT di dalam ceritanya. Sehingga mendapat penolakan dan dilarang tayang oleh beberapa Kota dan Kabupaten di Indonesia.

Editor : Eka Dian Syahputra