Tapi, Abu Nawas menangkap firasat kurang baik. Ia yakin kalau tabib palsu itu hendak menipunya. "Aku tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya, justru kedatanganmu sudah aku tunggu-tunggu," ucap Abu Nawas dalam hati.
Lalu Abu Nawas menyuruh sang tabib untuk menunggunya di ruang pengobatan. Abu Nawas segera memeras buah jeruk yang sangat asam dan menuangnya ke dalam gelas. Lalu gelas tersebut diberikan kepada sang tabib.
"Ini obatnya sudah jadi, minumlah," ucap Abu Nawas.
Ketika sang tabib meminumnya, mukanya mendadak berkerut menahan rasa kecut. "Kamu menipuku ya? Ini bukan obat, tapi air jeruk yang sangat kecut," kata tabib itu emosi.
"Alhamdulillah, berarti lidahmu sudah tidak lagi mati rasa. Sekarang bayar ongkos berobatnya," pinta Abu Nawas.
"Waduh, aku keceplosan. Gagal rencanaku," pikir sang tabib palsu.
Ia pun terpaksa memberikan uang 100 dinar kepada Abu Nawas. Tapi sang tabib tidak putus asa, ia terus berusaha agar bisa mendapatkan 1.000 dinar.
Hari berikutnya ia kembali mendatangi Abu Nawas. "Hai, Abu Nawas. Aku mau berobat lagi," kata sang tabib palsu.
"Oh, silakan. Apa lidahmu masih mati rasa?" tanya Abu Nawas meledek.
"Bukan, kali ini penyakitnya berbeda," jawab sang tabib.
"Luar biasa, ternyata kamu punya banyak stok penyakit. Kali ini apa penyakitnya?" tanya Abu Nawas lagi.
"Aku hilang ingatan, Abu Nawas," jawab tabib palsu itu.
"Apakah kamu kesandung kasus korupsi? Makanya hilang ingatan," tanya Abu Nawas.
"Enak saja, memangnya aku pejabat," jawab tabib dengan nada protes.
"Baiklah, kamu tunggu di sini sebentar, aku akan mengambilkan obatnya," ucap Abu Nawas.
Tidak berapa lama, Abu Nawas kembali menemui sang tabib palsu. "Ini obatnya, silakan diminum," kata Abu Nawas sambil memberikan gelasnya.
"Aku tidak mau meminumnya, Abu Nawas," ujar sang tabib.
"Lho, memangnya kenapa? Katanya pengin sembuh," ucap Abu Nawas.
"Ini kan perasan air jeruk seperti kemarin, aku tidak mau," kata sang tabib menolak.
“Alhamdulillah, tanpa meminumnya pun kamu sudah sembuh. Sini bayar 100 dinar," pinta Abu Nawas lagi.
"Sudah sembuh? Sudah sembuh apanya? Kamu jangan mengada-ngada, Abu Nawas," protes sang tabib.
"Buktinya kamu masih ingat dengan obat yang kemarin aku berikan itu. berarti sakit hilang ingatanmu sudah sembuh," jelas Abu Nawas.
Editor : Eka Dian Syahputra