Untuk kedua kalinya rencana sang tabib palsu mengalami kegagalan. Mau tidak mau, ia harus memberikan uang kepada Abu Nawas.
"Kurang ajar, ternyata Abu Nawas tidak sebodoh yang aku kira," pikir sang tabib.
Tidak terima dengan dua kegagalan yang dialami, tabib palsu itu berpikir keras untuk bisa mengalahkan Abu Nawas. Setelah merenung agak lama, akhirnya ia mendapat ide.
"Aku pasti berhasil," ungkap tabib merasa yakin.
Kali ini ia berpura-pura buta. Si tabib berjalan ke rumah Abu Nawas dengan bantuan tongkat di tangannya.
Setelah tiba, Abu Nawas sempat kaget dengan penuh rasa iba. Abu Nawas bertanya kepada sang tabib, "Apa yang menimpamu dan mengapa kamu bisa seperti ini?"
Si tabib palsu menjawab, "Tolonglah aku, Abu Nawas. Mataku tiba-tiba buta. Sembuhkanlah aku," terangnya.
Tabib itu kemudian dipersilakan masuk dan duduk di ruang pengobatan. Setelah mengamatinya dengan saksama, Abu Nawas akhirnya menyadari bahwa itu adalah tipuan.
Namun, Abu Nawas tidak pernah kehilangan akal. Ia punya cara lain untuk menghadapinya.
"Sepertinya penyakit kebutaanmu sudah sangat parah. Maafkan aku untuk kali ini tidak mampu mengobatinya," ucap Abu Nawas pura-pura sedih.
Mendengar jawaban tersebut, sang tabib langsung kegirangan. Akhirnya bisa mengelabui Abu Nawas. "Terus bagaimana ini, Abu Nawas? Padahal, aku berharap banyak kepadamu," kata sang tabib berpura-pura.
"Iya mau bagaimana lagi, aku tidak mungkin bisa menyembuhkanmu," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, aku dapat uang 1.000 dinar dong?" tanya tabib palsu itu penuh harap.
"Tentu saja kawan, aku tidak mungkin berdusta," balas Abu Nawas.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait