Kemudian, lanjut Dedi, pada Mei 2021, sepupu santriwati yang juga korban itu pulang ke rumahnya di Garut dan langsung diinterograsi oleh orang tuanya. Awalnya, korban tidak mengaku sedang hamil karena takut. Namun, setelah didesak, korban akhirnya mengaku bahwa dia dihamili Herry.
"Korban didoktrin untuk lebih takut pada guru dari pada orang tuanya," imbuh Dedi.
Orang tua korban yang shock mendengar cerita putrinya itu lantas membuat laporan polisi ke Polda Jawa Barat. Menurut Dedi, saat orang tua korban melapor, Herry bahkan masih sempat menelepon korban agar kembali pulang ke pesantrennya.
"Pelaku bahkan sempat mengirim mobil untuk menjemput korban," ujarnya seraya mengatakan bahwa dari situlah awal mula kebejatan Herry terungkap dan baru mulai ramai diberitakan media massa pekan kemarin.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, saat dia menengok para korban, kondisi mereka sudah dalam keadaan baik dan perlahan-lahan bisa menjalani kehidupan normal, meski beberapa di antara mereka memang masih sedikit merasa trauma.
"Rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik, bahkan mereka ingin kembali lagi ke sekolah," ujar Dedi.
Untuk memenuhi keinginan mereka agar bisa tetap bersekolah, Dedi mengatakan, dirinya siap menjadi orang tua angkat dan siap membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait