Kenduri Urban Humanity, Siapa Bilang Pemulung Enggak Gaul?

Vitrianda Hilba Siregar
Kenduri  Urban Humanity yang mengangkat kehidupan para pemulung dan diselenggarakan oleh Sanggar Humaniora di Kota Bekasi telah resmi ditutup pada Kamis (29/02/2024) petang. Foto: Ist

KOTA BEKASI, iNewsBekasi.id - Kenduri Urban Humanity yang mengangkat kehidupan para pemulung dan diselenggarakan oleh Sanggar Humaniora Kota Bekasi telah resmi ditutup pada Kamis (29/02/2024) petang.

Acara ini berlangsung secara maraton selama delapan hari (22 - 29 Februari 2024) dengan berbagai kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Acara tersebut mendapat perhatian besar dari kalangan seniman, budayawan, penggiat sosial, aktivis lingkungan, serta wartawan dari berbagai media nasional.

Selain pameran lukisan, acara ini juga menampilkan berbagai kegiatan lain seperti seni instalasi, pertunjukan seni, lomba mewarnai, melukis, dan lomba fashion show busana daur ulang.

"Ikhtiar kami dalam menyelenggarakan acara ini ternyata berhasil meskipun tidak didukung oleh biaya yang memadai. Dukungan selalu mengalir setiap kali kami mengadakan program. Kami tetap melanjutkan meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan," ujar Iwan Burnani, Ketua Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan dalam sambutannya.

Menurut Iwan, Kenduri "Urban Humanity" yang menggambarkan kehidupan para pemulung telah berhasil menjadi sumber inspirasi penting dalam proses kreatif, terutama bagi anak-anak remaja.

"Ironisnya, kesenian lenong yang ditampilkan dalam Kenduri Urban Humanity dimainkan oleh anak-anak remaja. Bahkan, mereka bukan berasal dari suku Betawi, melainkan dari suku lain seperti Palembang, Jambi, dan suku lainnya. Pendekatan khusus terhadap kesenian tradisional ternyata berhasil diterima dengan baik oleh anak-anak Generasi Z," jelas Iwan.

Iwan juga menegaskan bahwa seni selalu memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai sumber kenikmatan visual, tetapi juga dalam memberikan makna.

Selain pertunjukan seni, Kenduri Urban Humanity juga berhasil menggelar Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang. Acara ini menghasilkan kostum-kostum unik dan kreatif yang dibuat dari pengelolaan limbah atau sampah produktif.

"Inspirasi kami berasal dari tumpukan sampah dan barang bekas yang rutin dikumpulkan oleh para pemulung yang kami dukung di Rumah Singgah Bunda Lenny Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan," tambah Iwan.

"Partisipasi dalam fashion show busana daur ulang sangatlah antusias. Hal ini terlihat dari karya-karya mereka yang memiliki desain luar biasa. Peserta tidak hanya berasal dari Bekasi, tetapi juga dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bogor," tambahnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network