Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. Zahrotun Nihayah memuji inisiatif ini sebagai langkah yang krusial.
"Data nasional menunjukkan 34,9% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan jiwa. Ini adalah isu kolektif, dan program seperti ini adalah langkah penting untuk menciptakan kampus yang aman dan inklusif," katanya.
Prosesi peluncuran dan komitmen acara ini secara simbolis meresmikan program MHC ILUNI UI melalui penyematan jaket MHC ILUNI UI kepada Ketua MHC ILUNI UI. Prosesi ini diikuti dengan pembacaan ikrar oleh para Mental Health Champions, menegaskan komitmen mereka terhadap integritas, kolaborasi dengan profesional, dan perawatan diri.
Ketua Women Empowerment Center ILUNI UI, Visna Vulovik menjelaskan, sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa lebih dari 50% mahasiswa membutuhkan dukungan kesehatan jiwa.
Sementara itu, Dr. Rey Wagyu Basrowi, Inisiator Komunitas Kesehatan Mental, menyoroti korelasi antara kesehatan jiwa yang baik dan peningkatan produktivitas.
"Seseorang dengan kesehatan jiwa yang baik bisa 2-3 kali lebih produktif. Lingkungan pendidikan bisa menjadi tempat berisiko tinggi. Kami menekankan pentingnya dua tips kunci: berbicara dengan orang lain dan melakukan self-screening," katanya.
Ketua MHC ILUNI UI, Nabila Aziz Adelina yang juga sebagai perwakilan mahasiswa, menekankan bahwa kesehatan jiwa adalah tanggung jawab kolektif.
"Rencana kami ke depan adalah mengadakan talkshow bulanan dan sesi konseling sebaya setiap tiga bulan," katanya.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
