Ia menambahkan permohonan maaf apabila masih banyak kekurangan dalam menjalankan tugas negara. "Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki menerus," sambungnya.
Sebagai pejabat negara, Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya disumpah untuk menjalankan amanah UUD 1945 dan seluruh undang-undang yang berlaku. Ia memahami bahwa membangun Indonesia bukanlah pekerjaan mudah, melainkan perjuangan yang penuh tantangan.
Menurutnya, apabila publik merasa hak konstitusinya dilanggar, tersedia mekanisme hukum melalui Judicial Review di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Bila pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradap tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," tegasnya.
Sementara itu, warga sekitar rumah Sri Mulyani, Agung Ramadhan, mengaku kaget atas kejadian penjarahan tersebut. Ia menyaksikan massa datang pada malam hari dan mengambil barang-barang dari rumah Menkeu.
"Jujur saya kaget sih ya, karena mereka datang massa dengan, saya kurang tau dengan tujuan apa ya, di tengah malam dan saya kebangun, dan rusuh banget banyak banget gitu sih, jujur kaget," kata Agung, Minggu (31/8/2025).
Agung menuturkan, kekhawatirannya jika aksi tersebut menjalar ke rumah-rumah lain di sekitarnya. Ia berharap kondisi segera kondusif dan tidak menimbulkan keresahan berkepanjangan.
Pesan Redaksi iNews
Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat.
Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah.
Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menunjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
