DOA memohon perlindungan kepada Allah Ta'ala agar terhindar dari segala keburukan patut diketahui sebagai kaum Muslimin.
Doa adalah senjata pamungkas dan paling ampuh. Nah berdoa agar terhindar dari kejelekkan dan keburukan seperti ketetapan yang buruk, kebinasaan hingga bahagianya musuh berikut ini dapat diamalkan.
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam memerintahkan,
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الـبَـلاءِ، ودَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وشَماتَـةِ الأعداءِ
“Berlindunglah kepada Allah dari beratnya musibah, tertimpa kebinasaan, ketetapan yang buruk dan bahagianya musuh.” [HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Ustaz Sofyan Ruray menjelaskan dari apa yang disabdakan Rasulullah SAW maka dapat ditarik penjelasan sebagai berikut.
Caranya bisa dengan mengucapkan doa ini
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
Allaahumma inniy a'udzu bika min jahdil-balaa', wa darokisy-syaqoo', wa suu-ilqodhoo', wa syamaatatil-a'daa'.
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari beratnya musibah, tertimpa kebinasaan, ketetapan yang buruk dan bahagianya musuh.”
Makna doa ini adalah Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk meminta perlindungan dari empat keburukan ini:
1. Beratnya musibah, dan musibah itu bisa jadi secara fisik, seperti penyakit yang menimpa badan, dan bisa jadi pula secara psikis, seperti dihina dan dicemarkan nama baik. Musibah itu juga bisa jadi sebagai hukuman atas dosa kita, dan bisa jadi pula sebagai ujian keimanan.
2. Tertimpa kebinasaan, yaitu lawan dari kebahagiaan, dan kebinasaan itu sebabnya adalah amal yang buruk, adapun kebahagiaan sebabnya adalah amal yang baik, maka makna doa ini mencakup permohonan agar dilindungi Allah dari amalan yang buruk.
3. Ketetapan yang buruk, mengandung dua makna:
Pertama: Minta perlindungan kepada Allah dari takdir yang berakibat buruk.
Kedua: Minta perlindungan kepada Allah dari berhukum dengan keburukan, seperti seseorang menetapkan sesuatu dengan hawa nafsunya, sehingga urusan hidupnya menjadi berantakan.
4. Bahagianya musuh, yaitu karena kita ditimpa keburukan, maka kita memohon perlindungan kepada Allah darinya.[Diringkas dari Syarhu Riyadhis Shaalihin, 6/23-25]
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait