Matthew juga meneliti beberapa sistem kepercayaan lain, seperti marxisme. Tidak membutuhkan waktu lama, dia menyadari bahwa semua kepercayaan dan ajaran itu adalah ciptaan manusia yang diciptakan untuk mengatur dan memuaskan ego manusia. Jiwa Matthew secara otomatis menolak secara tegas bentuk ajaran seperti itu.
Hingga suatu hari, ia berjalan di Kensington High Street dan bertemu seorang pemuda yang membagikan selebaran kepada orang-orang yang lalu-lalang. Rupanya pemuda itu sedang melakukan dakwah jalanan. Setelah membaca penjelasan selebaran tersebut, ia langsung tertarik untuk mengenal Islam lebih dalam.
Ia pun mencari berbagai buku tentang agama Islam untuk belajar, salah satunya berjudul 'Islam, Beliefs, and Teachings' dalam cetakan pertama. Ketika mulai membaca buku itu, Matthew kembali melihat bentuk tulisan yang mirip dengan grafiti di Hyde Park.
Ya, grafiti indah yang sudah tertanam dalam ingatannya sedari kecil. Matthew pun makin bersemangat membaca buku itu sekaligus mencari tahu arti dari gambar grafiti tersebut. Ternyata, grafiti itu adalah Surat Al Ikhlas. Ia pun sangat terkesan bisa mengetahui arti di balik grafiti yang indah tersebut.
Belum berhenti di sana, Matthew masih terus memperdalam ajaran tentang Islam. Setelah merasa benar-benar yakin bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang benar, ia pun mantap memutuskan untuk masuk Islam. Ia bergegas mencari cara untuk bisa resmi masuk Islam. Kemudian, dia menemukan Masjid Raya London yang berlokasi di Regent's Park.
Tanpa pikir panjang, Matthew langsung pergi ke masjid tersebut. Dalam balutan rompi dan sabuk terbuat dari peluru, Matthew yang berambut gondrong biru terang, beranting, penuh tato, masuk ke masjid tersebut. Tentu saja orang-orang di masjid terkejut. Dengan bantuan mereka, pada 4 Februari 1996, Matthew resmi mengucapkan kalimat syahadat dan masuk ke agama Islam. Setelah resmi menjadi mualaf, ia mengubah namanya menjadi Abdullah Malik Jamal Hanif.
Sejak hari itu pula Matthew aktif mengikuti berbagai kegiatan di masjid. Menariknya, Matthew sempat bertemu Cat Stevens, penyanyi idola kedua orangtuanya sejak lama. Bahkan, nama Matthew pun terinspirasi dari salah satu lagi Cat Stevens. Pertemuan ini sepertinya memang jalan yang Allah Subhanahu wa ta'ala atur dalam skenario-Nya.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Eka Dian Syahputra