BJ Habibie menemukan bagaimana rambatan titik keretakan (crack) itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan crack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Crack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman, menghindari risiko pesawat jatuh serta membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.
BJ Habibie menginisiasi pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca setelah mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia. Pesawat N250 Gatot Kaca pertama kali terbang pada tahun 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat baling-baling dengan rute penerbangan perintis yang memiliki kapasitas 50-70 penumpang. Pesawat ini menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng.
Pesawat N250 Gatot Kaca menggunakan kode N, yang diambil dari kata Nusantara. Penamaan tersebut tak terlepas dari perancangan, proses produksi, serta perhitungannya dilakukan di dalam negeri.
4. Pesawat R80
Pesawat R80 dirancang dengan teknologi terbaru dan super canggih dengan tingkat keamanan yang tinggi bagi penumpang. Pesawat R80 dilengkapi dengan teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.
Editor : Eka Dian Syahputra