Hal ini akan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bahkan akan menyebabkan kondisi anak menjadi demam yang berulang. Untuk itu harus dilakukan sirkumsisi sedini mungkin", ungkap dr Taufik Aziz.
Teknik dalam sirkumsisi ini memang direkomendasikan adalah secara konvensional , yaitu dengan cara membuang kulit preputium atau kulit di ujung penis dengan cara menggunting / membuang kulit kulup dan akan diukur panjang atau pendeknya, karena tidak boleh terlalu panjang ataupun terlalu pendek. Kemudian akan digunting secara melingkar baik ke kanan maupun ke kiri. Prinsipnya adalah membuang kulit preputium atau di ujung kulit pada penis.
Keunggulan dari teknik ini dapat mencegah terjadinya trauma yang tidak diinginkan misalnya trauma pada glands (kepala penis), karena pada keadaan fimosis akan terjadi perlengketan antara kulit preposium dengan glens (kepala penis)dan perlengketan ini harus dilepaskan secara baik
Dalam melakukan tindakan sirkumsisi akan dilakukan teknik dengan metode pembiusan, dengan cara bius lokal atau bius umum . Bius lokal yaitu dengan memberikan blok anastesi lokal di pangkal penis agar terjadi baal di kulit preputium sehingga tidak terjadi nyeri.
Kemudian teknik dengan cara bius total/ narkose umum. Tindakan ini biasanya lebih nyaman bagi anak-anak , tidak merasa trauma ketakutan. Tindakan ini juga lebih direkomendasikan pada anak yang tidak kooperatif atau ketakuatn. Pasca operasi akan dilakukan pemberian obat analgetik yang dapat menghilangkan rasa nyeri, dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi.
Selain diwajibkan dari sisi syariat agama Islam, walaupun saat ini sudah banyak dilakukan semua agama karena indikasi kesehatan, ternyata dari sisi medis banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh orang yang menjalani proses sunat, yaitu:
1. Sunat mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis dll
2. Mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri dan perlengketan dan menyempit kulup penis yang disebut fimosis. Ini adalah kondisi saat kulup penis yang tidak disunat sulit untuk ditarik. Kondisi ini bisa menyebabkan radang pada kepala penis yang disebut balanitis.
3. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih . Infeksi ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang tidak menjalani sunat.
4. Mengurangi risiko kanker penis.
5. Mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan. Risiko kanker serviks menurun pada wanita yang pasangannya telah menjalani prosedur sirkumsisi.
6. Membuat kesehatan penis lebih terjaga. Penis yang disunat lebih mudah dibersihkan, sehingga kesehatannya lebih terjamin dibandingkan yang tidak disunat sehingga bisa mencegah terjadinya peradangan, mengingat ujung penis merupakan tepat tumbuhnya bakteri dan jamur.
Pada sesi akhir edukasinya, dr. Taufik Aziz, Sp.B dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya menjelaskan beberapa hal yang harus dan dianjurkan untuk diperhatikan oleh orang yang baru disunat agar luka menjadi cepat sembuh, yaitu:
Jaga kebersihan dan jangan basah; Luka sunat memerlukan waktu sekitar 7-14 hari untuk sembuh; pemulihan setelah sirkumsisi akan lebih nyaman jika pasien tidak mengenakan celana dalam dan menggunakan celana yang longgar atau menggunakan celana dalam khusus sunat untuk mencegah penis menempel di celana.
"Selain kenyamanan dan keamanan, melakukan kontrol ke dokter tetap dilakukan guna memastikan kebersihan dan evaluasi luka “pungkas Taufik Aziz.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta