Seiring berjalannya waktu, sulit untuk dilupakan, tapi ternyata tidak bisa. Sesampai di bulan puasa, dorongannya makin kuat tanpa siapa pun orang yang menyuruh. Hingga ia sudah mengambil keputusan untuk pindah keyakinan dan memeluk agama Islam.
Namun di luar pemikiran dia, setelah kedua orangtuanya mengetahui telah mualaf, sejak itu seluruh biaya kos, kuliah, bahkan uang makan pun tidak diberi lagi.
Hal itu ia masih dapat menerima. Tapi yang paling menorehkan hatinya adalah dengan tidak diakuinya lagi sebagai seorang anak dari kedua orangtuanya dan merasa terbuang.
Kemudian dari situ ia coba memulai usaha memproduksi kosmetik sendiri. Alhamdulillah sudah diakui oleh Balai POM, dan produk kosmetik yang dibuat telah memenuhi standar kesehatan.
Dari hasil produksi tersebut, respons masyarakat Kota Makassar sangat antusias dan menyukai produk kosmetik buatannya. Dokter Wiwi Saraswati pun berhasil membuka klinik kecantikan.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Eka Dian Syahputra