get app
inews
Aa Text
Read Next : Operasi Pekat Polres Metro Bekasi Ringkus 31 Penjahat, Ada Begal hingga Pembunuh

Kusni Kasdut 2 Sisi yang Melekat, Penjahat Kelas Kakap Pembunuh Kejam Sekaligus Pejuang di Surabaya

Minggu, 28 November 2021 | 07:16 WIB
header img
Kusni Kasdut, penjahat legendaris yang pernah turut berjuang di palagan perang 10 November Surabaya. Foto/Repro/MPI/Solichan Arif

" Kusni dan rombongan naik kereta api menuju Surabaya. Sejak waktu masih di Rampal sampai dekat kota (Malang), suasana terus makin panas," tulis Parakitri dalam buku "Kusni Kasdut".

Kusni Kasdut berasal dari Blitar. Begitu cerita yang terlanjur tersebar luas. Kelak saat diinterogasi aparat kepolisian Semarang, Jakarta, dan Surabaya, atas aksi kejahatan yang dilakukan, ia juga menyampaikan cerita serupa. Ia selalu mengaku lahir di Desa Jatituri, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, pada akhir tahun 1929.

Daniel Dhakidae dalam "Menerjang Badai Kekuasaan" mengatakan: "Mencari tahu kapan Kusni Kasdut dilahirkan sama dengan mencari jarum dalam jerami. Hampir tidak ada catatan yang bisa dipercaya untuk menentukan tanggal lahirnya".

"Namun untuk keperluan resmi tanggal lahir yang dicatatnya sendiri adalah 29 Desember 1929," tulis Daniel Dhakidae. Kastun atau akrab dipanggil Mbok Cilik, adalah nama ibu Kusni Kasdut . Seorang penjual pecel di Gang Jangkrik, Wetan Pasar, Malang.

Cerita tentang asal-usul Kusni Kasdut dari Blitar, datang dari Kastun. Kisah itu diungkap saat Kusni hendak pamit berjuang mengusir penjajah Inggris, dan Belanda, di Surabaya. Bukannya percaya. Kusni Kasdut malah marah. Termasuk bapaknya yang dikatakan seorang Lurah Jatituri yang mati karena disiksa Jepang, Kusni juga tak percaya.

Beragam pertanyaan berpusing di kepalanya: "Kenapa selama ini dirahasiakan? Ada apa? Kenapa tidak tinggal saja di Blitar? Kenapa hidup dengan menyewa rumah di Malang?. Kusni Kasdut sempat mendatangi Desa Jatituri, Blitar, dan menemui kepala desa di sana".

Namun ia mendapati jawaban yang mengecewakan. Nama-nama yang disebut ibunya, tidak pernah ada. Kecurigaanya terlahir sebagai anak haram , makin berlipat. Kecewanya ditumpahkan dengan ancaman tidak sudi pulang sebelum ibunya bercerita yang sebenarnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut