"Jadi orang datang ke tempat saya. Walaupun dalam keadaan apa pun, sakit, dibopong, apa pun itu, pulang mereka langsung sembuh. Walaupun hanya dengan selembar daun sirih atau apa."
Jadi seolah-olah orang itu melihat tangan saya yang ngobatin. Padahal tangan saya ditumpangi oleh prewangan itu tadi. Jadi bukan saya yang mengobati. Orang enggak tahu, tapi saya tahu."
Ketika dirinya memutuskan menjadi seorang mualaf, prewangan itu dihapuskan dalam dirinya karena meskipun terlihat baik, bisa menolong orang yang sakit, dirinya mengaku tidak tenang hidup dengan beban prewangan yang terus mengikutinya.
"Setelah saya memutuskan menjadi seorang mualaf, saya minta di ruqyah. Saya tidak mau diikuti oleh perewangan-perewangan apa pun karena sebaik-baiknya prewangan itu masih seburuk-buruknya manusia, itu kalau menurut saya."
"Jadi lebih baik saya menjadi saya yang sekarang ini, yang tidak bisa mengobati orang. Saya mending hidup tenang daripada saya diikuti seperti begituan. Walaupun saya intinya menolong orang, tapi saya tidak mau," tandasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
Artikel ini telah terbit di Okezone dengan judul "Masuk Islam, Wanita Cantik Ini Sembuh dari Kehidupan Abnormal".
Editor : Eka Dian Syahputra