Akibat kejadian itu, hubungan akrab mereka menjadi renggang. Sebenarnya Abu Nawas sudah berusaha untuk tetap menjalin silaturahmi, namun sepertinya tetangga atheis tersebut justru menjauhinya.
Hingga suatu malam Abu Nawas merasa lapar. Sedangkan dirinya tidak punya uang sepeser pun untuk membeli makanan.
Selepas Shilat Isya, Abu Nawas berdoa. "Ya Allah, hamba sedang mengalami masa sulit. Hamba tidak punya uang, juga tidak punya pekerjaan. Berilah hamba rezeki ya Allah. Malam ini hamba sangat lapar. Hamba membutuhkan makanan," ucap Abu Nawas dalam doanya.
Rupanya doa Abu Nawas ini didengar oleh tetangganya yang atheis. Maka muncullah ide usil di benaknya.
"Aku akan mengerjai Abu Nawas sekaligus membuktikan bahwa Tuhannya tidak bisa memberinya makanan," pikir tetangga atheis tersebut.
Kemudian tetangga itu pergi ke warung untuk membeli beberapa potong roti, lalu dimasukkan ke dalam kantong besar. Ia juga menyelipkan kertas yang di dalamnya terdapat tulisan.
"Ini bukan dari Tuhanmu. Ini dari tetanggamu yang atheis," tulisnya.
Sepulang dari warung, ia meletakkan kantong besar tersebut tepat di depan pintu rumah Abu Nawas. Tetangga atheis itu lalu mengetuk pintu dan langsung bersembunyi di balik semak-semak. Ia penasaran ingin tahu apa reaksi Abu Nawas ketika menerima hadiah darinya.
Sementara Abu Nawas yang sedang khusyuk berdoa segera menghentikan doanya karena mendengar pintu rumahnya diketuk. Ketika membuka pintu, ia terkejut melihat ada kantong besar di depan rumahnya. Dikarenakan penasaran, Abu Nawas segera membuka kantong tersebut dan ternyata isinya beberapa roti lezat.
Editor : Eka Dian Syahputra