Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Nuh:
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا (5) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا (6) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا (7) ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.
Artinya: "Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri'." (QS Nuh: 5–7)
Oleh karena itu, umat Islam diimbau untuk selalu berhati-hati dalam menjaga kalimat-kalimat. Menahan ucapan dari segala sesuatu yang dapat menyakiti hati seseorang, sehingga mengingatkan satu sama lain sesama Muslim adalah suatu kewajiban guna menghindari kemunkaran.
Wallahu a'lam bisshawab.
Artikel ini telah terbit di Okezone dengan judul "Kalimat yang Sangat Dibenci Allah Menurut Hadits".
Editor : Eka Dian Syahputra