JAKARTA, iNewsBekasi.id - Terdapat sejumlah negara yang tawarkan uang untuk punya anak. Di mana hal tersebut dilakukan ketika banyak negara berusaha menekan angka kelahiran.
Seperti diketahui, belakangan ini ramai di media sosial soal kontroversi Gitasav. Dia membuat publik heboh lantaran menyuarakan tentang keputusannya tak mau memiliki anak usai menikah (childfree).
Hal itu pun lantas membuat pro dan kontra dari warga Indonesia. Belum lama ini pun dia kembali jadi sorotan usai komentarnya di salah satu postingannya di media sosial.
Di mana dia mengisyaratkan salah satu rahasia awet mudanya yakni tak mempunyai anak. Sehingga hal itu menuai berbagai reaksi warganet.
Di sisi lain, di sejumlah negara maju ini pemerintahnya malah menawarkan uang terhadap wanita yang bersedia melahirkan anak.
Lalu, apa saja negara yang tawarkan uang untuk punya anak? Berikut informasinya, seperti dilansir dari IDX Channel.
Negara yang Tawarkan Uang untuk Punya Anak
1. China
Di urutan pertama, negara yang tawarkan uang untuk punya anak adalah China. Di mana negara ini pun sempat menerapkan kebijakan satu anak di tahun 1980 silam. Waktu itu, keluarga yang punya lebih dari satu anak bakal dikenakan denda. Sehingga membuat wanita di sana terpaksa lakukan sterilisasi sampai aborsi.
Pemerintah China pada beberapa tahun lalu ternyata mulai khawatir akan negaranya terlalu sedikit orang. Sehingga di 2021, tercatat cuma ada 10,6 juta anak yang lahir di China.
Di sisi lain, China pun menghadapi permasalahan tenaga kerjanya yang menyusut dan jumlah orang tua kian meningkat. Di mana hal itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi di China terhambat.
Karena itu, China mulai mengampanyekan kebijakan mempunyai tiga anak. Uniknya lagi, mereka juga memberikan dukungan yakni menawarkan uang 10.000 yuan atau USD 1.397 per tahun selama tiga tahun pada warganya yang mau punya tiga anak.
2. Jepang
Jepang yang merupakan salah satu negara maju pun mau tidak mau harus menghadapi situasi banyak warga negaranya yang tidak ingin menikah. Sebab, mereka sibuk bekerja dan lebih mementingkan karier
Sementara itu, negara ini punya jumlah orang tua tertinggi di dunia. Karena itu, untuk meningkatkan angka kelahiran di negaranya, Pemerintah Jepang berupaya untuk membujuk wanita Jepang supaya mau berkontribusi pada kesejahteraan negara dengan melahirkan banyak anak.
Bentuk upaya membujuk wanita Jepang yakni pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk cuti hamil berbayar, tunjangan melahirkan hingga tunjangan pengasuhan anak bulanan hingga 12 tahun.
Bahkan, pemerintah Jepang juga mengeluarkan dana 40.000 sampai 60.000 ribu yen untuk orang tua tunggal.
3. Rusia
Berikutnya ada Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan sejumlah uang pada perempuan supaya mau punya 10 anak bahkan lebih.
Pasalnya, ini bertujuan untuk mengatasi krisis demografis negara yang muncul karena pandemi Covid-19 dan Perang Rusia-Ukraina. Wanita Rusia ditawarkan uang sebesar 1 Juta Rubel atau sekitar Rp257 juta, yang dibayarkan satu kali pembayaran ketika anak kesepuluh sudah berusia satu tahun.
Menariknya, Putin mengatakan orang yang memiliki keluarga yang punya banyak anak lebih patriotik. Sehingga perempuan yang bisa melahirkan 10 anak dianggap ibu pahlawan di Rusia.
4. Singapura
Terakhir, negara yang tawarkan uang untuk punya anak ialah Singapura. Seperti Indonesia, Singapura bahkan pernah mengampanyekan keluarga berencana “dua anak saja cukup”, yang mana mendorong warga Singapura cukup mempunyai dua anak saja.
Saat itu, hal ini dilakukan dalam upaya perlambat pertumbuhan penduduk. Bahkan Singapura secara aktif mendistribusikan alat kontrasepsi dan meluncurkan gerakan keluarga berencana modern.
Meski upaya itu sukses besar dilakukan Singapura, tetapi malah menimbulkan dampak lain. Di mana pemerintah Singapura beralih melakukan kampanye baru untuk mengajak warganya punya tiga anak atau lebih. Terlebih mereka menawarkan uang untuk biaya anak kepada orang tua sebesar USD 10 ribu (Rp136 juta) bagi anak ketiga dan selanjutnya.
Demikian informasi mengenai negara yang tawarkan uang untuk punya anak. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan Anda.
Editor : Eka Dian Syahputra