get app
inews
Aa Text
Read Next : Soroti Konservasi Hutan, Irwan Fecho Apresiasi Penyelarasan Alam dan Budaya dalam Asta Cita Prabowo

Wayang dari Berbagai Negara  Bakal Tampil di Perayaan Hari Wayang Nasional SENAWANGI

Senin, 06 November 2023 | 13:16 WIB
header img
Ketua Umum SENAWANGI Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos, dalam konferensi pers acara peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living ICH Forum Ke-III, yang berlangsung di Gedung Pewayangan Kautaman Senin, 6 November 2023. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsBekasi.id -  Nilai-Nilai yang terkandung dalam budaya wayang dapat menjadi jembatan untuk membangun kemanusiaan. Menjadi manusia (Memanusiakan Manusia) adalah kata kunci dalam pembangunan peradaban dunia.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Umum SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos, dalam konferensi pers acara peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living ICH Forum Ke-III, yang berlangsung di Gedung Pewayangan Kautaman Jakarta Timur pada hari Senin, 6 November 2023.

"Budaya wayang memiliki relevansi terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang strategis untuk digunakan dalam pembelajaran sejarah berbasis nilai. Sehingga masyarakat memiliki landasan yang ideal untuk merespons berbagai perubahan budaya dunia yang semakin masif," ungkap FH. Bambang Sulistyo.

Oleh karena itu, Bambang menjelaskan bahwa semua sumber daya potensi dan kekuatan pewayangan di Indonesia perlu dimanfaatkan secara maksimal.

"Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab atas pengakuan UNESCO terhadap wayang Indonesia sebagai 'Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity,' yang diberikan pada tanggal 7 November 2003 di kantor Pusat UNESCO di Paris, Perancis. Ini juga merupakan upaya untuk memperkuat 'soft power' Indonesia di bidang budaya wayang," tegasnya.

Peringatan HWN tahun 2023 ini juga menjadi ajang penyelenggaraan "Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) Ke-III."

Living ICH Forum Ke-III pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 2021, bersamaan dengan peluncuran 'Rumah Wayang Dunia'.

Langkah ini sesuai dengan mandat rapat Intangible Cultural Heritage (ICH) NGO’s Forum UNESCO yang diadakan pada tanggal 11 Desember 2019, saat Sidang Ke-14 Komite Antar Pemerintah tentang Implementasi Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Bogota, Kolombia, yang berlangsung pada tanggal 9 – 14 Desember 2019.

Tema besar program Living ICH Forum Ke-3 ini adalah 'Mengaktifkan Nilai-Nilai Warisan Kebudayaan Tak Benda Wayang Indonesia sebagai Jembatan Kemanusiaan.'

"Kami berharap program Living ICH Forum ini dapat terus meningkatkan kualitasnya melalui kerja sama antara lembaga pemerintah yang menentukan kebijakan dengan SENAWANGI, lembaga swasta, dan pemangku kepentingan dunia pewayangan di Indonesia," tambah Bambang.

Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 akan menampilkan berbagai pertunjukan wayang dari berbagai negara.

Pertunjukan wayang Myanmar, Wayang Singapore, Wayang Malaysia, Wayang Thailand, Wayang Vietnam, dan pertunjukan Wayang Cambodia akan dihadirkan, baik secara langsung maupun daring.

Nurrachman Oerip, SH, Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Ketua Panitia Livung ICH Forum 2023, menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai rumah wayang dunia.

Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menjadi tuan rumah Festival Wayang Dunia.

"Kami terus memobilisasi semua potensi yang kami miliki. Kami memanfaatkan segala upaya dan kekuatan seni dan budaya Indonesia, khususnya wayang Indonesia, untuk membangun dasar yang kuat sebagai 'Rumah Wayang Dunia,'" ungkapnya.

Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari hari Selasa hingga Kamis, yaitu tanggal 7 hingga 9 November 2023.

Acara ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk seniman, budayawan, penggiat wayang, tokoh masyarakat, pejabat, birokrat, wakil rakyat, dan masyarakat umum.

Acara tersebut akan mencakup berbagai kegiatan, seperti seminar, talkshow, pertunjukan wayang, seni pertunjukan lainnya, serta pameran dan bazar.

"Kegiatan kami bagi dalam tiga komponen, yaitu diskusi, atraksi, dan ekskursi. Kami melibatkan peserta dari berbagai negara, baik secara daring maupun langsung. Seminar dan diskusi juga diikuti oleh komunitas akademis dan sejumlah perguruan tinggi di wilayah Jabodetabek," ungkap Nurrachman.

Ketua Panitia ini juga menyoroti beberapa acara menarik yang akan diadakan selama perayaan HWN, termasuk lomba lukis wayang untuk generasi Gen Z dan milenial pada hari pertama acara, serta workshop Paper Craft ICHINOGAMI – Wayang pada tanggal Selasa dan Rabu, 7-8 November 2023.

"Kami juga akan melihat atraksi spektakuler yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, yaitu melukis wayang tercepat dengan panjang 15 meter dalam waktu 12 jam. Ini akan merepresentasikan lakon Banjaran BIMA dan akan digelar pada tanggal 8 November 2023," jelas Nurrachman.

Acara lain yang tidak kalah menarik meliputi talkshow dengan tema "Esensi Mahakarya Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan dari Wayang Indonesia" serta seminar internasional dengan tema "Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia dalam Konteks Kemanusiaan."

Selain itu, akan ada ekskursi, atraksi pertunjukan wayang, workshop pembuatan wayang dari karton, dan banyak lagi. Semua acara ini bertujuan untuk memahami dan merayakan warisan budaya wayang Indonesia dalam konteks global.

Ketua Dewan Pakar SENAWANGI Dr. Sri Teddy Rusdy, SH., M.Hum menyampaikan, dalam implementasi pergelaran wayang sesungguhnya nilai kebenaran menjadi paling utama, 

“Namun tuntutan kekinian termasuk disebut sebagai dekonstruksi dalang mudah berpaling pada hal-hal yang mudah untuk dicerna oleh masyarakat penontonnya. Kadang ini tidak disadari oleh dalang yang berorientasi pada tontonan daripada maknanya,” ujar Sri Teddy Rusdy.

Gejala ini memang sulit dilakukan. Namun kata Sri Teddy Rusdy, harus ada yang terus memperjuangkan dan mempertahankan. 

“Paling tidak adalah nilai-nilai kebenaran yang sifanya penting. Ada ungkapan dalam bahasa Jawa “beja-bejane sing lali, isih beja sing eling lawan waspada” lebih beruntung yang tetap ingat daripada tidak ingat sama sekali,” ujarnya mengingatkan.

Keberadaan Senawangi sebagai penjaga gawang terkhir dari kehidupan wayang, kata Sri Teddy Rusdy, memang cukup berat karena harus mewadahi semua pihak.

Hadir di acara jumpa pers ini beberapa pengurus SENAWANGI, organisasi pendukung, serta para dalang, seniman, budayawan, dan wartawan.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut