Jika Tri yang Mendapat Rekomendasi
Katakanlah jika Tri Adhianto yang mendapat rekomendasi maka Pilkada Kota Bekasi diperkirakan hanya akan berjalan dengan dua pasangan calon saja.
Yakni PDI Perjuangan dengan Tri Adhianto beserta calon wakil dan koalisi partainya melawan kandidat dari PKS yakni Heri Koswara yang sudah pasti akan menjadi penantang tentunya diikuti oleh calon wakil dan koalisinya.
Jika skema ini yang berjalan maka akan muncul pasangan calon sebagai berikut. Yakni Tri Adhianto berpasangan dengan kandidat dari partai Golkar. Dengan syarat, calon yang direkomendasikan oleh Golkar bukanlah Ketua DPD Golkar Kota Bekasi, Ade Puspitasari.
Kenapa demikian, sebab ada histori kurang baik antara Tri Adhianto dengan Ade Puspitasari atau lebih tepatnya eks Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi selaku ayah kandung Ade Puspitasari. Sebab banyak gosip beredar, di balik kasus hukum yang menjerat Rahmat Effendi, Tri yang waktu itu menjadi Wakil Wali Kota Bekasi sedikit banyak ikut andil meski kabar tersebut masih perlu diuji kebenarannya.
Meski juga bukan lagi rahasia umum, banyak kepala daerah berurusan dengan hukum akibat ulah wakil kepala daerah. Bahkan pernyataan pernah disampaikan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian secara terang-terangan kepada publik.
Lalu kenapa Tri harus memilih Golkar. Hal ini dikarenakan Golkar punya instrumen dan mesin partai yang tak kalah dengan PDI Perjuangan dan PKS. Maka mengambil Golkar sebagai teman koalisi adalah pilihan paling rasional bagi Tri dan PDI Perjuangan, sebelum Golkar diajak bergabung dengan PKS.
Koalisi PDI Perjuangan dan Golkar berpeluang menarik minat partai lain untuk bergabung di luar PKS seperti PKB, Gerindra dan Demokrat. Alasannya, Tri sendiri merupakan peserta penjaringan di tiga partai tersebut.
Mungkin di antara PKB, Demokrat dan Gerindra bisa jadi Gerindra berpikir ulang tetap di koalisi jika mereka gagal menyodorkan kadernya sebagai pendamping Tri Adhianto.
Sedangkan kandidat lain yang akan menjadi penantang yakni Heri Koswara diprediksi bakal berpasangan dengan Ketua DPC PPP Kota Bekasi, Sholihin. Pasangan Heri Koswara dan Sholihin hampir bisa dipastikan final dan tinggal didaftarkan di KPU Kota Bekasi.
Apalagi yang terbaru secara terbuka dalam sebuah kesempatan, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu menyebut kedua tokoh politik tersebut cocok bila berpasangan di Pilkada Kota Bekasi.
Meski Shaolin dan PPP hanya bermodal dua kursi, namun ia berhasil meyakinkan partai lain untuk mendukungnya. Di antaranya PAN Kota Bekasi yang punya lima buah kursi.
Sinyal bahwa PAN memberikan dukungan kepadanya terbaca dari terbentuknya koalisi PAN dan PPP di DPRD Kota Bekasi untuk periode 2024-2029.
Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Shol itu kabarnya sudah hampir final mendapat rekomendasi dari DPP PSI sebagai peserta penjaringan di partai berlogo Bunga Mawar, tersebut.
Khusus untuk pasangan Heri Koswara-Sholihin nampaknya bisa dibilang final sekalipun misal nantinya PDI Perjuangan mengeluarkan rekomendasi kepada Mochtar Mohamad bukan Tri Adhianto.
Sedangkan Mochtar sendiri bisa diprediksi, tidak akan menolak apapun keputusan PDI Perjuangan. Jika partainya tidak merekomendasikan dirinya, peluang Mochtar mencalonkan diri dari partai lain akan sangat kecil dan nyaris mustahil.
Atau bisa jadi, PDI Perjuangan justru mengambil jalan tengah yakni menduetkan Tri Adhianto dengan anggota DPRD Jawa Barat, Sumiyati yang tak lain istri Mochtar Mohamad.
Pilihan ini dianggap cukup rasional, agar PDI Perjuangan bisa menang di Pilkada. Sebab jika rekomendasi tak jatuh ke tangan Mochtar, ada potensi sebagian pendukung Mochtar memilih untuk tidak mendukung Tri melainkan mendukung calon lain.
Situasi tersebut jelas merugikan bagi PDI Perjuangan dan akan amat menguntungkan bagi kandidat lain sebagai rival. Sebab meski bagaimanapun, Mochtar punya dukungan massa yang tidak sedikit dan layak diperhitungkan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta