JAKARTA, iNewsBekasi.id- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni tidak sependapat dengan usulan Wakil Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Arif Maulana agar pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan untuk melucuti polisi dari senjata api (senpi). Hal itu sebagai respons dari maraknya penyalahgunaan senjata oleh oknum anggota Polri.
YLBHI berpendapat polisi semestinya tidak militeristik dan tidak menggunakan pendekatan kekerasan mengingat polisi juga punya fungsi pelayanan masyarakat dan Korlantas, yang tidak membutuhkan senjata api.
Sahroni menilai, ketimbang melucuti senpi, lebih baik Polri meningkatkan pengawasan dan evaluasi penggunaan senjata api terhadap anggotanya.
“Kalau polisi sama sekali tidak mengantongi senpi rasanya mustahil. Tingkat kriminal kita masih sangat tinggi dan sadis. Begal, pembunuhan, pencurian, masih marak di mana-mana. Terutama satuan Reskrim, harus tetap memiliki senpi untuk memberikan efek psikologis kepada para pelaku kriminal di lapangan. Yang kita perlu perhatikan adalah penggunaannya. Harus diawasi ketat psikologis pemegangnya dan dilakukan screening ketat secara berkala,” kata Sahroni, Senin (9/12/2024).
Dengan begitu, lanjut Sahroni, nantinya polisi yang membawa senjata api merupakan mereka yang stabil secara mental dan profesional dalam bekerja.
“Cuma memang, tidak bisa kalau semua anggota bawa senpi. Kalau yang urusannya tidak berhadapan dengan potensi kriminal, pelayanan masyarakat misalnya, ya memang tidak usah," ujarnya.
Namun, lanjut dia, untuk anggota Polri yang berhadapan dengan pelaku kriminal, apalagi bandar-bandar narkoba yang kerap melawan kalau ditangkap, harus tetap mesti bawa senpi.
"Kalau enggak ya kalah aparat sama pelaku kejahatan. Ujung-ujungnya? Chaos di masyarakat, kejahatan merajalela,” ujarnya.
Sahroni juga berharap kepada aparat kepolisian untuk tidak bertindak gegabah dalam melihat suatu kejadian. “Paling penting saya ingatkan kepada seluruh aparat, untuk tidak bertindak secara gegabah. Jangan buat keputusan ngasal, nyawa orang taruhannya,” ucap Sahroni.
Editor : Wahab Firmansyah