Jokowi Peringatkan Kepala Daerah dkk: Jangan Cuma Duduk di Kantor, Virusnya Masuk Baru Panik

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh elemen Forkopimda di daerah untuk mengetahui keadaan penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing.

Presiden Jokowi mengatakan, setiap pimpinan di daerah harus tahu secara detail kondisi daerahnya.

Baca Juga

Ketua DPP PDIP: Usulan Kenaikan PPN 12% dari Presiden Jokowi

"Kunci-kunci seperti ini semua Bupati/Wali Kota harus tahu. Dandim/Kapolres harus tahu. Pangdam/Kapolda, Gubernur semuanya harus ngerti secara detail," ujarnya dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/8/2021).

Jokowi mengingatkan, jangan hanya duduk di kantor saja, karena saat ini tidak bisa kerja hanya duduk di kantor.

Menurutnya, yang diperlukan saat ini adalah kepemimpinan di lapangan.

Baca Juga

Beredar Rekaman Suara Mirip Jokowi, Ajudan: Hoaks, Bukan Suara Bapak!

"Kita sekarang enggak bisa kerja lagi makro, tuh nggak bisa. Kerja hanya duduk di kantor ya enggak bisa. Posisi seperti ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan," tuturnya.

Dia meminta pemimpin daerah harus tahu, mulai dari posisi oksigen sampai ketersediaan obat setiap harinya. Sehingga kehabisan atau keterlambatan dapat diantisipasi.

"Sehingga semua bisa diantisipasi. Meskipun kadang-kadang mengantisipasi yang namanya virus corona ini juga tidak mudah. Kita tahu. Tapi paling tidak kalau kita siap-siap itu responnya akan berbeda," lanjutnya.

Baca Juga

Hari Ini, PN Jakpus Akan Gelar Sidang Gugatan Habib Rizieq Terhadap Jokowi

Presiden Joko Widodo juga meminta agar kepal daerah setiap hari memantau keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate.

Dia mengaku, setiap pagi mengecek angka-angka tersebut. Dia menekankan jangan sampai tidak tahu keadaan dan saat virusnya masuk panik.

"Saya kalau pagi itu yang kita lihat itu selalu angka-angka seperti ini. Untuk melihat kewaspadaan kita. Jangan sampai kita enggak tahu posisinya, kemudian virusnya masuk baru kita grobyakan (panik). Ini yang jangan sampai terjadi," pungkasnya.

Editor : Iman Ridhwan Syah