get app
inews
Aa Text
Read Next : Beredar Foto Porno AI Siswi SMA, Orang Tua Korban di Cirebon Jatuh Pingsan

Kuliah Umum di President University: Mendikdasmen Ungkap Strategi Pemanfaatan AI untuk SD

Rabu, 16 Juli 2025 | 09:22 WIB
header img
Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat menyampaikan kuliah umum yang digelar President University pada Selasa, 15 Juli 2025. Foto/Istimewa

BEKASI, iNewsBekasi.id- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan kuliah umum yang digelar President University pada Selasa, 15 Juli 2025 kemarin. Kuliah umum kali ini bertema “The Future of Learning: How AI and Digital Literacy are Reshaping Basic Education.

Kuliah umum dibuka pendiri President University, Setyono Djuandi (SD) Darmono yang menegaskan komitmennya mendukung arah kebijakan pendidikan nasional.

"Hal-hal yang akan dibahas hari ini dapat memberikan inspirasi untuk membangun sistem edukasi yang lebih baik di Indonesia, bahkan mungkin juga di Asia Tenggara," ungkap SD Darmono dalam keterangan yang diterima iNews Bekasi pada Rabu (16/7/2025).

Dengan berbagai masalah yang dihadapi saat ini, Darmono berharap dunia pendidikan dapat menjadi solusi untuk mengatasi dan mengurangi angka pengangguran. 

"Harapannya, mahasiswa kami tidak hanya menjadi karyawan, tetapi juga mampu memberdayakan diri mereka sendiri. Kami ingin memberikan pendidikan yang terbaik, agar para mahasiswa mampu mengelola berbagai aset yang kita miliki supaya Indonesia Emas yang kita tunggu-tunggu dapat terwujud," ujarnya di depan ratusan mahasiswa President University.

Dalam kuliah umumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyoroti bagaimana pesatnya perkembangan teknologi AI menghadirkan transformasi besar di banyak sektor, mulai dari dunia kerja hingga pendidikan. 

AI dan robot mampu bekerja tanpa lelah dengan tingkat presisi tinggi, menjadikan proses kerja lebih efisien dan produktif. Namun, kemajuan ini juga berdampak pada hilangnya beberapa jenis pekerjaan dan lahirnya pekerjaan baru yang sebelumnya tak terbayangkan.

Di sektor pendidikan, Mu'ti menyoroti tantangan era digital yang membuat minat membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan semakin menurun. Siswa kini lebih sering mengandalkan pencarian cepat lewat internet.

“Kini muncul istilah seperti professor download atau doctor download karena semua informasi seolah bisa didapat hanya dengan mengunduh. Padahal, hasilnya belum tentu akurat atau valid. Apalagi sekarang ini, banyak orang hanya ingin pembenaran, bukan kebenaran,” tuturnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah berencana mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 

Mata pelajaran AI akan mulai diujicobakan pada tahun ajaran 2025/2026 sebagai bagian dari pelajaran pilihan bersama kecakapan abad ke-21 lainnya seperti coding.

“Anak-anak kita perlu dikenalkan sejak dini kepada AI. Tapi untuk pelaksanaannya, (sekolah) yang siap saja yang melaksanakan,” ujarnya.

Mu’ti mengungkapkan, penerapan mata pelajaran berbasis teknologi informasi hanya bisa dilakukan di sekolah dengan sarana memadai.

“Karena, pada pelaksanaan kegiatannya, butuh alat-alat yang canggih, jaringan internet yang stabil, sedangkan kita ketahui, belum seluruh sekolah kita ini punya sarana itu,” ungkapnya. 

Ia berharap, dengan pengenalan AI sejak jenjang SD, anak-anak Indonesia memiliki kemampuan dan kecerdasan digital yang mumpuni. Selain itu, kreativitas juga menjadi kunci penting untuk inovasi di masa depan.

“Kreativitas mungkin tidak dapat diajarkan, tapi kita dapat menjadikan kreativitas sebagai kebiasaan. Kreativitas sering kali merupakan awal terbukanya lapangan kerja baru. Inilah saatnya untuk mengkombinasikan kreativitas dan juga keahlian dalam teknologi,” paparnya. 

Menurutnya, kreativitas bukan hanya melahirkan gagasan baru, tetapi juga kunci agar manusia tetap relevan di era teknologi yang semakin maju. Ia menegaskan bahwa perasaan menjadi pembeda utama manusia dengan AI.

“Mungkin AI dapat menciptakan sebuah lagu, tapi lagu yang dibuat AI tidak dapat memiliki perasaan. Inilah perbedaan antara AI dan manusia, yang dapat mengerti perasaan seorang manusia adalah manusia lainnya,” ungkapnya.

President University pun memahami pentingnya keunggulan manusia yang tidak bisa digantikan AI. Oleh karena itu, kampus ini tidak hanya mendukung perkembangan akademik mahasiswa tetapi juga mendukung minat non-akademik seperti musik, olahraga, hingga pengembangan soft skill.

Di sisi lain, Abdul Mu’ti juga menyoroti dampak negatif era digital seperti fenomena Brain Rot, yang hanya dapat ditangani melalui penguatan pendidikan karakter dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).

Sebelum memberikan kuliah umum, Mendikdasmen menyempatkan diri mengunjungi SMA Presiden, sekolah berasrama dengan sistem semi militer di bawah Yayasan Pendidikan President University. 

Abdul Mu’ti mengapresiasi fasilitas yang mendukung pembentukan karakter dan kompetensi siswa secara seimbang, untuk mencetak calon pemimpin masa depan di berbagai bidang, termasuk militer, kepolisian, maupun perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut