Sejarah Pasar Senen: Dari Era Kolonial hingga Jadi Surga Thrifting Modern
JAKARTA, iNewsBekasi.id- Pasar Senen adalah salah satu pasar tertua di Jakarta yang menyimpan jejak panjang sejarah ibu kota. Sejak pertama kali berdiri, pasar ini mengalami berbagai transformasi, mulai dari pasar tradisional sederhana hingga kini menjadi pusat perbelanjaan modern dan terkenal sebagai destinasi thrifting.
Nama Senen berasal dari kebiasaan awal perdagangan yang hanya berlangsung setiap hari Senin, dan pada masa itu didominasi oleh komunitas Tionghoa. Bahkan, sempat berganti nama menjadi Vinck Passer, merujuk pada arsitek pembangunnya, Yustinus Vinck.
Dilansir iNews dari buku Jelajah Pasar terbitan Pasar Jaya, Pasar Senen resmi dibuka pada 30 Agustus 1733 bersamaan dengan Pasar Tanah Abang. Lokasinya berada di kawasan Weltevreden, dibangun di atas lahan milik Cornelis Chastelein oleh arsitek Yustinus Vinck.
Awalnya, pasar hanya beroperasi setiap hari Senin. Namun, karena tingginya minat masyarakat, pada 1766 Pasar Senen akhirnya buka setiap hari.
Perjalanan Pasar Senen penuh dinamika, terutama pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1970-an. Kawasan ini ditata ulang dengan pembangunan Blok I, II, dan III.
Pasar Senen Blok III berdiri megah dengan luas 42.434 meter persegi dan tiga lantai, bahkan dilengkapi eskalator—sebuah kemewahan pada zamannya. Peresmiannya dilakukan pada Maret 1974 oleh Gubernur Ali Sadikin.
Editor : Wahab Firmansyah