7 Rahasia Hujan dalam Islam: Doa, Hikmah, dan Penjelasan Ulama yang Jarang Diketahui
JAKARTA, iNewsBekasi.id- Dalam ajaran Islam, hujan dipandang sebagai rahmat dan karunia Allah Ta'ala. Hujan menjadi istimewa karena di dalamnya terdapat keberkahan dan momen dikabulkannya doa. Ulama Mesir, Syeikh Ahmad Al-Mishri, menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menunjukkan rasa takut ketika melihat mendung, khawatir bila mendung tersebut menjadi azab.
Menurutnya, ketika mendung muncul sebagai tanda turunnya hujan, Rasulullah SAW memanjatkan doa agar hujan membawa kebaikan. "Rasulullah mengucapkan Allahumma Shayyiban Naafi'an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)," ujar Syeikh Ahmad dalam salah satu kajiannya beberapa waktu lalu.
Ketika hujan mulai turun, Rasulullah SAW menyambutnya dengan rasa syukur dan menjadikannya sebagai waktu terbaik untuk berdoa. Seperti dijelaskan dalam hadis Sahl bin Sa’d, “Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Syeikh Ahmad juga mengingatkan umat agar tidak mencela hujan atau menganggapnya sebagai keburukan. Hujan merupakan rahmat Allah Ta'ala dan tidak selayaknya dicela. Bila hujan turun terlalu lebat, dianjurkan membaca doa sebagaimana dicontohkan Nabi SAW:
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Al-Bukhari)
Allah Ta'ala berfirman:
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Fathir: 2).
Sebagian ulama tafsir seperti penulis Al-Jalalain menafsirkan bahwa rahmat yang dimaksud mencakup rezeki dan hujan.
Allah Ta'ala berfirman: إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34)
Editor : Wahab Firmansyah