Dikhawatirkan Rupiah Rp16.000/USD, Harga Sembako Semakin Mahal?

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Rupiah. (Foto: Freepik)

Namun, tidak semua perusahaan swasta yang punya utang luar negeri dapat melakukan hedging alias lindung nilai.

Lantas Bagaimana Indonesia Harus Menyikapinya?

Melemahya rupiah dapat mendorong percepatan kenaikan suku bunga acuan. Menurut Bhima, BI perlu segera menaikkan 25-50 bps suku bunga untuk menahan aliran modal keluar.

Namun, ada ancaman tersendiri apabila suku bunga dinaikkan. Hal yang menjadi dilema adalah saat suku bunga naik, maka cicilan KPR dan kendaraan bermotor bisa lebih mahal.

"Menaikkan suku bunga acuan dapat berimbas kepada pelaku usaha korporasi, UMKM maupun konsumen," bebernya.

Bhima menyatakan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan diri dalam skenario yang terburuk. Menurutnya, saat inflasi naik tapi konsumen tidak siap, maka dapat membuat daya beli masyarakat terkontraksi.

Tak hanya itu, pendapatan dari ekspor komoditas yang selama ini menopang surplus perdagangan bisa berbalik arah (harga CPO dan batubara mulai menurun sebulan terakhir).

"Masyarakat harus segera lakukan ikat pinggang, atur dana darurat, dan alihkan investasi ke aset yang aman baik dollar maupun emas. Kita tidak tahu secara pasti, apakah 2 tahun kedepan resesi akan berakhir karena seluruh negara sedang mempersiapkan cadangan pangan secara agresif," tandasnya.

Defisit APBN melebar sehingga beban untuk pembayaran bunga utang terutama SBN meningkat tajam.

Editor : Fatiha Eros Perdana

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network