Setalah mendapatkan data, dia menyimpannya dengan rapi di dalam tas kemudian memulai pelacakan dan perburuan.
Dari penyelidikannya itu, Miriam mengetahui betul siapa teman, di mana kampung halaman, kebiasaan, bahkan sampai cerita masa kecil para targetnya.
Salah satu yang terekam dalam kisah adalah saat dia memburu target yakni seorang penjual bunga. Pelaku penculikan dan pembunuhan putrinya itu menjual bunga di jalanan serta bergabung dengan kartel Zeta.
Keluarga Miriam yang ikut dalam perburuan mengisahkan, perempuan 56 tahun itu berlari di gang sempit untuk mengejar targetnya. Bahkan dia sampai bergelut dengan target di rel kereta. Perlawanan pelaku berakhir setelah Miriam menempelkan pistol ke punggung pelaku.
"Jika Anda bergerak, saya akan menembak," katanya, seperti dikisahkan kembali anggota keluarga, seperti dilaporkan The New York Times.
Miriam membekuknya sampai hampir 1 jam sebelum polisi datang dan menangkap pelaku.
Dalam 3 tahun saat itu, Miriam menangkap hampir semua pelaku. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, dari mulai anggota geng kriminal, seorang pemeluk Kristen yang taat, sopir taksi, sales mobil, sampai pengasuh anak.
Secara keseluruhan Miriam sudah menangkap 10 orang. Prestasi yang luar biasa untuk ukuran seorang perempuan warga sipil paruh baya sehingga tak heran membuatnya terkenal.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait