JAKARTA, iNewsBekasi.id - Tak sedikit ulama yang berpendapat mengenai tawa dan senyum merupakan salah satu hal yang paling kuat yang bikin manusia supaya lebih efektif dan produktif. Terlebih Imam Ibnul Jauzi (fuqaha, ahli ibadah) menyebut para ulama yang mulia kerpa senang dengan humor dan tertawa mendengarnya.
Tak hanya, berhumor, tertawa, tersenyum dan bercanda adalah irama kehidupan yang tidak mungkin terhindarkan, apalagi jika kita hidup di tengah masyarakat. Apalagi dalam kondisi tertentu canda dan humor menjelma menjadi metode pendidikan yang jitu.
Dilansir dari SINDOnews, Syaikh 'Aidh Al Qorni dalam 'Ibtasim', menulis para ulama memberikan nasehat supaya semua orang, dalam posisinya masing-masing dalam kehidupan ini, apabila ingin hidup dengan tenang, rileks dan berbahagia maka seseorang hendaklah penuh humor, senang bercanda, tersenyum mendengar cerita canda dan tertawa. Hal itu untuk menciptakan nuansa kejernihan, kebersihan pikiran dari rasa penat, menghilangkan kesedihan, dan untuk mempersempit rasa bosan dalam kehidupan ini.
Pada kitab 'al-Mausû’ah al-Kuwaitiyah', dikatakan bercanda tidak menghilangkan kesempurnaan, namun sebaliknya bercanda bisa menjadi pelengkap kesempurnaan jika sesuai dengan aturan syari’at. Misalnya, canda tapi tetap jujur tidak dusta, tujuannya untuk menarik dan menghibur orang-orang yang lemah, atau untuk menampakkan sikap lemah-lembut kepada mereka.
allahu ‘alaihi wa sallam bersih dari segala yang terlarang dan tidak sering dalam rangka mewujudkan kemaslahatan
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan at-Tirmizi, dari Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang bernama Anas Radhiyallahu anhu, ada seorang laki-laki meminta kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam agar dibawa serta di atas tunggangannya, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Aku akan membawamu dengan anak unta.” Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasûlullâh! Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Apakah ada unta yang tidak dilahirkan oleh unta betina.” (HR. Ahmad).
Artinya semua unta itu adalah anak dari unta betina yang melahirkannya.
Imam Ibnul Jauzi berkata bahwa bercanda dan tersenyum bisa menyegarkan jiwa dan menghibur hati setelah lelah berpikir. Dalam kitab 'al-Aqdul Faarid' dikatakan Allah Ta'ala lebih menyukai dan menyenangi perilaku hamba yang senang membuat orang lain tersenyum dan tertawa (namun tertawa yang tidak berlebihan dan tidak mengandung unsur kebohongan dan merendahkan orang lain) dibanding hamba yang selalu menunjukkan muka sedih dan mudah mengeluh.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait