BRUSSELS, iNewsBekasi.id - Insiden pembakaran Kitab Suci Alquran kembali terjadi. Kali ini, peristiwa tersebut terjadi di Swedia. Mengenai kejadian ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa membakar Alquran di tempat umum belum tentu merupakan kejahatan.
Permasalahan ini sangat sensitif, mengingat negara mayoritas Muslim di Turki adalah salah satu dari dua negara anggota yang sejauh ini menolak meratifikasi tawaran Swedia untuk bergabung dengan blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.
Stoltenberg menyatakan bahwa dia memahami emosi yang muncul akibat pembakaran Alquran. Namun, dia menekankan bahwa tindakan yang tidak menyenangkan tersebut belum tentu ilegal dalam sistem hukum yang berdaulat alias bukanlah kejahatan di mata hukum.
"Kami juga telah melihat protes terhadap Turki dan NATO selama beberapa minggu terakhir di Swedia. Saya tidak menyukai mereka, tetapi saya membela hak untuk tidak setuju. Ini bagian dari kebebasan berekspresi. Yang penting bagi saya adalah kita harus membuat kemajuan dalam menyelesaikan aksesi Swedia ke dalam Aliansi," kata Stoltenberg seperti dikutip dari situs NATO pada Sabtu (1/7/2023).
"Saya berbicara dengan Presiden Erdoğan baru-baru ini dan kami sepakat untuk mengadakan pertemuan pejabat tingkat tinggi di Brussel, Kamis, minggu depan. Ini akan menjadi Menteri Luar Negeri, Penasihat Keamanan Nasional dan Kepala Intelijen, dan mereka akan duduk dan membahas masalah-masalah luar biasa untuk menemukan jalan ke depan dan pesan saya tetap bahwa Swedia telah memenuhi semua kewajibannya, termasuk kewajiban yang Swedia, Turki dan Finlandia sepakat pada KTT NATO di Madrid, tahun lalu," tambahnya.
Seorang warga Irak yang tinggal di Swedia membakar salinan Al-Quran di luar sebuah masjid di Stockholm. (Foto: Ist)
Seperti yang diketahui, seorang warga Irak yang tinggal di Swedia membakar salinan Al-Quran di luar sebuah masjid di Stockholm ketika umat Islam sedang merayakan Idul Adha, hari raya yang penting bagi umat Islam.
Turki, salah satu dari dua negara anggota yang sejauh ini belum meratifikasi tawaran Swedia untuk bergabung dengan blok tersebut, mengutuk keras otoritas Swedia karena membiarkan pembakaran Alquran terus berlanjut.
"Kami pada akhirnya akan mengajari monumen arogansi Barat bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir," ujar Erdogan seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Anadolu.
Editor : Aditya Nur Kahfi
Artikel Terkait