JAKARTA, iNews.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara dan menjadi harga mati bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pun harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
" Menerapkan nilai-nilai Pancasila tersebut menjadi cara menguatkan Pancasila itu sendiri," kata Moeldoko .
Lantas bagaimana cara menerapkan nilai-nilai Pancasila tadi dalam kehidupan? Moeldoko menjelaskan sangat mudah dilakukan dalam kehidupan sehari.
"Penguatan pemakaian Pancasila dalam hidup sehari-hari ,di mulai dari kehidupan sehari-hari di rumah tangga , bagaimana menjaga toleransi , saling menghormati, membangun sensitifitas, ajarkan membangun toleransi," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Saeful Bahri mengingatkan dengan perkembangan teknologi yang cepat sekali dan di serap oleh anak muda, tapi jangan sampai lupa dengan budaya bangsa.
Saeful Bahri menjelaskan dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini maka tak dapat dihindari
terjadi akulturasi budaya asing dengan cepat pula. Akulturasi budaya mempunyai dampak positip tetapi juga membawa dampak negatif.
"Maka ambilah yang positifnya seperti kemampuan mencipta, berekspresi sehingga menjadi sesuatu yang positif dengan dibekali budaya daerah, budaya kesantunan," sebutnya.
Trisya Suherman, Ketua Yayasan Global CEO Indonesia menerangkan setiap tanggal 1 Oktober merupakan Hari Kesaktian Pancasila. Hal ini menjadi momen penting mengingatkan semua pihak dengan nilai-nilai luhur Pancasila. "Nilai luhur Pancasila harus selalu diiIngat dan semakin mendarah daging di masyarakat," kata dia.
Dia menambahkan, banyaknya kekayaan budaya di Indonesia seharusnya menjadi perekat anak bangsa dan menjadi kebanggaan.
”Karena Indonesia memiliki kekayaan adat kebudayaan yang dapat dibanggakan, dan hal ini merupakan aset negara kita yang tidak dimiliki negara lain. Ini harus terus dilestarikan, disosialisasikan terutama kalangan kepada kalangan millenial," bebernya.
Dengan tumbuhnya kecintaan terhadap budaya Indonesia khususnya millenial diharapkan penganut paham radikalisme dan paham kiri dapat teredukas. "Tidak adalagi paham paham lain, selain Pancasila,” ucap Trisya saat menjadi narasumber Webinar Hari Kesaktian Pancasila yang digagas Yayasan Global CEO Indonesia dan Komunitas Milenial Cinta Budaya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait