Pada 2016, Nanang mulai mengenal ajaran agama Islam lebih dalam. Ia menjelaskan selama perjalanan bisnis 14 tahun terasa seperti rutinitas sehingga lebih mengenal agama Islam dan memahami bahwa visi hidup yang ia buat tidak bernilai apa pun di hadapan Allah dan juga berkontribusi dalam dakwah.
Nanang mengaitkan usaha bisnismya dengan membuat event muslim untuk masyarakat dan karyawan. Awalnya fasilitasnya hanya kerja kemudian baca Alquran, tempat beribadah, dan ilmu-ilmu tentang agama ilmu fikih.
Event tersebut bernama Muslim United yang mendudukkan ustadz-ustadz dari berbagai kelompok. Setelah pandemi masuk ke tahun lertama, event ini sulit dilaksanakan. Akhirnya Nanang memustuskan membuat masjid dan event-nya itu malahan harian, bukan tahunan lagi.
Masjid yang dibuat pun bukan bangun masjid, melainkan tempat yang dipunya diinovasikan lagi.
"Kan saya punya toko, toko itu saya sulap tiga hari membuat masjid dengan apa yang ada aja di rumah. Kayak gorden saya lepasin tutupannya, engga ada kaca, saya bikinnya pakai mika," paparnya.
"Jadi untuk sholat lima waktu, untuk Jumatan, enggak perlu izin dulu, dan untuk jamaahnya ya menggunakan karyawan," tambahnya.
Editor : Eka Dian Syahputra