Turni mengatakan, di awal tahun Masjid Kubah Emas berdiri, masjid ini menjadi tempat favorit warga sekitar masjid yang ingin berwisata. "Tapi sekarang warga hanya datang ke sini kalau mau sholat Jumat, sholat taraweh, sholat Idul Adha dan Sholat Idul Fitri," katanya. Ia berkisah kalau selama ditutup akibat pandemi, suasana di kompleks Masjid Kubah Emas seperti "kota mati", karena untuk sholat Jumat pun dilarang pemerintah.
"Sejak pandemi sampai sekarang, di sini sudah dua kali puasa dan dua kali lebaran nggak ada sholat taraweh, nggak ada i'tikaf, dan nggak ada sholat ied. Nggak tahu tahun depan. Mudah-mudahan pandemi sudah nggak ada, sudah selesai," harapnya.
"Itu, ibu-ibu yang semuanya berkerudung merah, katanya datang dari Padang. Minggu lalu juga ada yang dari Palembang, Kalimantan, bahkan dari Papua juga pernah ke sini," kata Turni seraya menunjuk sekelompok ibu-ibu yang sedang berfoto bersama di tangga masjid.
Sejak Masjid Kubah Emas dibuka kembali sejak awal September 2021, setiap Sabtu dan Minggu, Masjid Kubah Emas dibanjiri pengunjung dengan jumlah mencapai ratusan orang.
Daya tarik utama masjid ini adalah kubahnya yang terbuat dari emas. Masjid ini memiliki satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Kubah-kubah itu seluruhnya dilapisi emas setebal 2-3 milimeter dan dipercantik dengan mozaik kristal.
Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal di India dengan diameter bawah 16 meter, diameter tengah 25 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Di bawah terik sinar Matahari, emas-emas yang melapisi kubah itu nampak berkilau, membuat fisik masjid itu terkesan semakin menarik.
Editor : Fatiha Eros Perdana