Akan tetapi pada beberapa bulan terakhir, dia harus sering bolak balik Semang-Tuban-Semarang, menempuh jarak sekira 280 kilometer sekali jalan.
Ibunya sedang sakit, sehingga dia harus merawatnya. Beruntung sudah ada jalan tol, sehingga jarak tempuh bus makin pendek, berkisar 5–6 jam.
Tidak ada salahnya anak desa bermimpi kuliah di luar negeri. Khoirul Adib yakin bahwa rezeki sudah diatur Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tugasnya berikhtiar mencari jalan, dan saat itu yang terbayang adalah mencari beasiswa.
Gayung bersambut, jalan itu datang dalam bentuk MOSMA. Adib mengaku kali pertama mendengar info dari teman-temannya di kampus.
Dia kemudian mencari informasi di media online, dan mendapati penjelasan MOSMA merupakan program kerja sama Kemenag dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberi beasiswa kuliah di luar negeri. Ini menjadi bagian dari implementasi program Beasiswa Indonesia Bangkit.
Adib merasa ini menjadi peluang baginya untuk merengkuh asa. Semua proses dilengkapi untuk memastikan dia bisa mendaftar.
"Saya tertarik mempelajari dan mendaftar. Lika-liku perjalanannya saya lalui untuk bisa ikut mendaftar program tersebut," ungkapnya.
"Ini bukan semata tentang mimpi saya, tapi juga harapan orang tua," imbuhnya.
Editor : Eka Dian Syahputra