get app
inews
Aa Read Next : Amerika Kirim Senjata Terlarang ke Ukraina, Dubes Rusia: AS Putus Asa

Mengejutkan! Ternyata Ini Alasan Chechnya Bantu Rusia Invasi ke Ukraina

Sabtu, 05 Maret 2022 | 17:16 WIB
header img
Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov berpidato di Grozny, Rusia, 25 Februari 2022. (Foto: REUTERS)

GROZNY, iNews.id - Chechnya jadi sorotan usai mengirimkan pasukan militernya untuk dukung invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir dari laman as.com, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menurunkan 10.000 prajurit untuk memperkuat pertahanan Rusia di wilayah Ukraina. 

Dia menyetujui, menyerbu Ukraina adalah keputusan yang tepat dan siap melaksanakan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin dalam keadaan apa pun.

Ramzan Kadyrov bahkan terang-terangan menyebut diri sebagai “prajurit kaki” Putin. Kadyrov adalah putra Akhmad Kadyrov, presiden pertama Republik Chechnya.

Ayahnya dulu adalah pemberontak dalam Perang Chechnya Kedua, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi pro-Moskow.

Pada 2000, setelah Rusia menguasai Chechnya, Putin mengangkat Akhmad sebagai kepala administrasi Republik Chechnya, lalu resmi menjadi presiden pada tahun 2003.

Akan tetapi, Akhmad Kadyrov tewas dalam serangan bom pada 2004. Lalu, Putin kembali berinisiatif untuk menunjuk Ramzan sebagai pengganti ayahnya menjadi Presiden Chechnya.

Menurut laporan Human Rights Watch, Ramzan melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Chechnya oleh pasukan keamanan yang didukung Kremlin.

Selain itu, kedekatannya dengan Putin dan bantuan Rusia yang kerap menyokong pembangunan Chechnya menjadi alasan mengapa Ramzan sangat mendukung keputusan Rusia. 

Chechnya sendiri merupakan negara otonom bagian dari Federasi Rusia. Letaknya di barat daya Rusia, di wilayah pegunungan Kaukasus. 

Suku asli dari negara tersebut disebut sebagai Suku Chenchen dengan mayoritas penduduknya Muslim. Pada abad ke-19, wilayah tersebut berhasil direbut Rusia, yang membuat warga Chenchen dan Ingush harus mengungsi ke Timur Tengah.

Lalu ketika Uni Soviet runtuh, masyarakat Chechnya berusaha mendapatkan kembali kemerdekaan dari Rusia. Hal tersebut menyebabkan pecah Perang Chechnya pertama pada tahun 1994. 

Chechnya berhasil mengalahkan Rusia dan mendapatkan kemerdekaan de facto pada 1995.

Namun, Rusia kembali menyerbu Chechnya pada tahun 1999. Mereka menduduki Ibu Kota Grozny. 

Hingga pada 2003, diterbitkan konstitusi di mana Rusia sepakat memberikan kekuasaan penuh atas Chechnya, dengan syarat negara tersebut tetap berada dalam lingkup Federasi Rusia.
 

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut