Hari Sungai Internasional 2025, Ketum IKA SKMA: Sungai Bukan Sekadar Air, tapi Rahim Kehidupan
JAKARTA, iNewsBekasi.id- Pengurus Pusat Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (PP IKA SKMA) mengajak semua pihak untuk memuliakan sungai.
Ajakan ini disampaikan Ketua Umum PP IKA SKMA Irwan (Fecho) dalam rangka memeringati Hari Sungai Internasional yang jatuh setiap tanggal 29 September.
Irwan mengatakan, menurut kitab suci kehidupan bermula ketika bumi dihamparkan, air diturunkan, dan biji-bijian ditumbuhkan. Bahkan sains dan teori evolusi pun menguatkan firman Sang Maha Pencipta, bahwa kehidupan bermula dari air, yang mengalir menjadi sungai yang membawa dan membuka peradaban.
"Jika merujuk catatan sejarah dunia, kita menemukan fakta yang konsisten, bahwa hampir semua peradaban besar lahir dan berkembang dari tepian sungai. Mesir Kuno dengan Sungai Nil misalnya, menjadi jalur transportasi dan perdagangan utama yang mendukung ekonomi dan pembangunan, serta menjadi pusat spiritual dan budaya dalam kepercayaan mitologi Mesir," kata Irwan dalam keterangannya, Senin (29/9/2025).
Doktor Ilmu Kehutanan ini menuturkan, Mesopotamia sebagai Cradle of Civilization juga tumbuh pesat karena Sungai Tigris dan Eufrat menyediakan air dan jalur transportasi. Di Tiongkok, Sungai Kuning menjadi fondasi dinasti-dinasti besar, lalu Sungai Indus di anak benua India, melahirkan kota-kota awal dengan tata kotapraja yang maju.
Bahkan di Eropa, kota modern seperti London bertumpu pada Sungai Thames sebagai jalur perdagangan sekaligus pertahanan. "Semua ini menegaskan bahwa sungai bukan hanya latar geografis, melainkan instrumen utama yang mengarahkan jalannya sejarah manusia," ujarnya.
Irwan menjelaskan, kisah yang sama juga terlihat jelas di Nusantara. Sungai Musi mengantarkan Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan internasional yang menghubungkan dunia Timur dan Barat.
Sungai Mahakam melahirkan Kutai, kerajaan tertua yang meninggalkan prasasti-prasasti awal di tanah air. Sungai Brantas menopang pertanian dan perdagangan Majapahit, yang kejayaannya diakui hingga mancanegara. Sungai Peusangan memberi kehidupan bagi Samudra Pasai yang menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan maritim.
Jejak sejarah itu berlanjut di Batavia, ketika Sungai Ciliwung dan Cisadane menjadi nadi kota pelabuhan yang kemudian tumbuh sebagai pusat pemerintahan. Sungai Barito, Kalimantan menghidupi masyarakat Dayak dan Banjar membentuk pola kehidupan sosial ekonominya.
Semua ini menunjukkan dengan gamblang bahwa sungai adalah rahim peradaban, ruang di mana masyarakat tumbuh, ekonomi bergerak, dan kebudayaan berkembang.
Editor : Wahab Firmansyah